Polisi Salatiga Korbankan Tabungan Haji untuk Mendirikan Sekolah Ngaji di Desa
SEMARANG, iNEWSDEMAK.ID - Ipda Bakti Nurcahyo, seorang perwira Polri yang bertugas di Unit Identifikasi Satreskrim Polres Salatiga, memutuskan untuk menunda impian berhajinya demi mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di desanya. Keprihatinan terhadap minimnya pendidikan agama di lingkungan sekitarnya mendorongnya untuk mengambil langkah besar ini.
Bersama sang istri, ia menggunakan tabungan haji mereka untuk membangun TPA Prabu Kresna, yang kini menjadi pusat pendidikan agama di desanya.
“Dulu, setiap sore hingga malam, masjid di sini penuh dengan anak-anak yang mengaji. Tapi sekarang pemandangan itu hilang,” kenang Ipda Bakti.
Keinginan mengembalikan semangat belajar agama di kalangan anak-anak inilah yang menjadi alasan utama ia mendirikan TPA. Pada Mei 2012, TPA Prabu Kresna resmi dibuka. Dengan jumlah siswa yang awalnya sedikit, kini lebih dari 70 anak dari berbagai usia rutin belajar di sana.
Ipda Bakti dan istrinya menjalankan TPA ini dengan ketulusan. Meski tidak mendapatkan dukungan formal, mereka tetap berjuang agar pendidikan agama terus berlanjut. Bahkan, beberapa mahasiswa UIN Salatiga bergabung sebagai pengajar sukarela.
“Alhamdulillah, sekarang ada empat guru ngaji yang membantu kami. Mereka benar-benar tulus ingin menciptakan generasi yang lebih baik,” ungkapnya.
Pendanaan untuk operasional TPA sebagian besar berasal dari penghasilan pribadi Ipda Bakti. Meski begitu, ia merasa kebahagiaan yang didapat jauh lebih besar daripada apa yang telah dikorbankan. "Para guru melakukannya dengan ikhlas karena mereka ingin masa depan anak-anak di sini lebih baik,” tambahnya.
Menurut Ipda Bakti, tujuan utama TPA bukan hanya mencetak anak-anak yang pandai membaca Al-Qur'an. Ia ingin anak-anak memiliki karakter dan adab yang baik. “Kami berharap mereka tumbuh menjadi generasi unggul dengan landasan agama yang kuat, sehingga dapat terhindar dari perilaku tercela,” ujarnya.
Selama lebih dari 12 tahun, TPA Prabu Kresna telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat setempat. Meski tidak memberikan ijazah formal, keberadaan TPA ini dirasakan sangat bermanfaat. Ipda Bakti juga merasa keluarganya mendapatkan berkah luar biasa dari pengorbanan yang mereka lakukan.
“Semoga TPA ini menjadi pengingat bahwa Polri hadir tidak hanya untuk menegakkan hukum, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.