Mengenal Kamon, Lambang Keluarga Yang Digunakan Di Jepang
Kamon, merupakan sebuah lambang keluarga di Jepang yang mulai digunakan sekitar abad kesepuluh oleh kalangan aristokrat Jepang.
Kamon menjadi penanda yang mengidentifikasi individu dan keluarga. Aristokrasi selama Periode Heian (794-1185) memiliki hierarki tetap berdasarkan status, misalnya ketika ada seorang bangsawan mengendarai kereta bertemu dengan kereta bangsawan lain, kereta bangsawan dengan status yang lebih rendah harus mengalah. Kamon ini ditempelkan ke gerbong kereta untuk menyampaikan status penggunanya dengan jelas. Lambang keluarga ini juga muncul di pakaian yang digunakan oleh kelas prajurit bushi (istilah umum bagi orang yang membawa katana).
Memasuki periode Morumachi (1333-1568), terdapat beberapa kasus masyarakat umum yang menggunakan kamon, seperti pedagang memasang lambang di papan nama tokonya, yang kemudian menjadi lambang keluarga. Di kemudian hari, para aktor kabuki juga mengadopsinya.
Sejak periode Edo (16031868) dan seterusnya, orang biasa diberi izin untuk memilih lambang keluarga mereka sendiri untuk digunakan, dengan pengecualian kikumon (lambang bunga krisan) milik keluarga kekaisaran dan aoimon (lambang hollyhock) milik klan Togugawa. Sekitar akhir abad ketujuh belas, penggunaan lambang keluarga telah menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat umum.
Simbol yang sering digunakan untuk kamon adalah hewa, tumbuhan, alam, bangunan dan kedaraan, serta beberapa pola unik.
Hewan seperti kura-kura dan burung bangau merupakan simbol yang banyak digunakan, keduanya melambangkan umur panjang dan membawa makna menganugrahkan harapan hidup panjang serta kesejahteraan bagi keluarga.
Untuk tumbuhan, bunga wisteria dan peony mewakili keberuntungan dan ketenaran, serta menggambarkan rasa keanggunan. Kamon milik klan Tokugawa adalah contoh simbol yang menggunakan pola ini.
Simbol bangunan atau benda seperti simbol roda menunjukan status kemakmuran dan kaum bangsawan. Lalu, contoh kamon yang menggunakan simbol gerbang kuil torii menunjukan bahwa orang tersebut berasal dari keluarga pendeta Shinto.
Sementara itu, simbol yang menggunakan motif alam seperti bulan, gunung, dan guntur digunakan untuk menyampaikan keyakinan yang menghormati alam atau berdoa untuk berkah panen yang lebih baik.
Saat ini, diperkirakan ada sekitar 20.000 hingga 25.000 lambang keluarga yang digunakan di Jepang.
Sebagai tambahan, ada jmon simbol standar yang digunakan secara resmi oleh keluarga, ada juga kaemon, yaitu lambang yang telah diubah dan digunakan secara resmi oleh individu. Ada juga onnamon, setelah seorang wanita menikah, dia dapat membuat lambang wanita menggunakan elemen lambang keluarga aslinya.