5 Fakta BBM Oplosan Bikin Geger hingga Imbauan Jangan Tinggalkan Pertamina
JAKARTA - Pertamina berupaya meyakinkan masyarakat tidak ada produk BBM yang dioplos seperti isu yang beredar BBM RON 90 Pertalite diolah menjadi BBM RON 92 Pertamax. Bahkan Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius sampai turun langsung ke lapangan memeriksa kualitas dan kuantitas produk BBM yang dijual di sejumlah SPBU.
Isu pengoplosan mencuat setelah terungkapnya kasus korupsi tata kelola minyak yang dilakukan sejumlah pejabat anak usaha Pertamina. Kasus korupsi yang diungkap Kejaksaan Agung, muncul dugaan bahwa pelaku melakukan pengoplosan bensin RON 90 (Pertalite) untuk menghasilkan Pertamax (RON 92).
Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik terkait BBM Pertamina dipastikan tidak dioplos, Sabtu (8/3/2025):
1. Pertamina Ajak Masyaraakat Pastikan Kualitas BBM
PT Pertamina (Persero) melibatkan pihak ketiga dan masyarakat dalam memastikan produk BBM yang dijual di semua SPBU sudah sesuai standar. Upaya ini sebagai sebuah terobosan, di mana pihak ketiga dapat melakukan uji sampel kualitas BBM secara independen dan masyarakat bisa turut serta mengawasi dalam pelaksanaannya.
"Sudah pasti gagasan ini sangat baik dan kami sambut baik tentunya dengan adanya pihak ketiga yang lebih independen bisa melakukan uji dengan standar yang lebih bisa diterima," kata Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri.
"Dalam arti, ketika uji dilakukan oleh Tim Pertamina ataupun lembaga yang ada selama ini, supaya lebih menambah tingkat kepercayaan masyarakat. Keterlibatan masyarakat kami dorong untuk sama-sama bisa ikut mengawasi, karena ini adalah satu hal yang harus sangat transparan," lanjutnya.
2. Sudah Diuji Lemigas
Produk Pertamax yang beredar memiliki kadar RON 92 telah diuji oleh Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas). Simon menjelaskan, berdasarkan uji terhadap 75 sampel gasolin dengan berbagai tingkatan RON, Pertamax memiliki kadar RON sesuai spesifikasi.
Adapun sampel pengujian sendiri disebutnya diambil mulai dari terminal BBM Pertamina Pelumpang dan juga di 33 titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di wilayah Jabodebek.
"Lemigas telah melakukan uji terhadap 75 sampel dari gasolin dengan berbagai tingkatan RON, dari RON 90 untuk Pertalite, RON 92 Pertamax, RON 95 Pertamax Green dan RON 98 Pertamax Turbo, dan diambil sampel dari terminal BBM Pertamina Pelumpang begitu juga dengan sekitar 33 SPBU di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan," kata Simon.
3. Bos Pertamina Sidak SPBU
Simon Aloysius Mantiri melakukan sidak ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di Jakarta untuk melihat kualitas BBM Pertamina. Dirinya didampingi lembaga independen PT Surveyor Indonesia dan PT TUV Rheinland Indonesia.
Adapun hasil sidak yang dilakukan Simon memperoleh bahwa kualitas produk BBM Pertamina sudah sesuai dengan standar spesifikasi teknis yang ditentukan.
“Hari ini kami melakukan uji produk BBM Pertamina. Jadi selain Pertamina melakukan uji berkala dengan Lemigas, kami juga menggunakan surveyor (lembaga penguji) yakni Surveyor Indonesia dan TUV Rheinland Indonesia untuk memastikan kualitas produk dari BBM Pertamina sesuai dengan standar berlaku,” jelas Simon.
4. Muncul Imbauan Jangan Tinggalkan Pertamina
Kejaksaan Agung mengimbau agar masyarakat jangan meninggalkan PT Pertamina (Persero) imbas kasus korupsi tata kelola minyak dan heboh BBM oplosan. Pernyataan ini disampaikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Febrie Adriansyah.
"Kepada masyarakat kami imbau jangan tinggalkan Pertamina, karena kita harus tetap mencintai produk kita sendiri," katanya
5. Ditemukan 619 Pengaduan Soal Bensin Oplosan
Lembaga bantuan Hukum (LBH) Jakarta telah menutup posko aduan bagi warga yang menjadi korban benisn oplosan Pertamina. Setidaknya, ada sebanyak 619 aduan yang masuk ke LBH Jakarta.
"Pos pengaduan sudah ditutup. Jumlah pengaduan ada 619. Selanjutnya akan kami pelajari dan dalami," ujar Direktur LBH Jakarta, Fadhil Alfathan.
Menurutnya, aduan yang masuk itu LBH Jakarta itu menjadi gambaran ada tidaknya kerugian di masyarakat imbas BBM Oplosan Pertama. Saat ini, aduan dari ratusan masyarakat tersebut tengah dipelajari lebih lanjut sebelum diputuskan langkah apa yang bakal diambil ke depannya.