Video Sekjen PDIP Soal Revisi UU KPK Muncul, Novel Baswedan: Hasto Teman Dekat Firli Bahuri
JAKARTA - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan merespons video Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto yang beredar luas pada Sabtu, 22 Februari 2025. Novel mengakui bahwa dirinya memang bertemu Hasto dalam orasi ilmiah yang disampaikan oleh Sulistyowati Irianto di Universitas Indonesia (UI) sebagaimana disampaikan Hasto dalam video tersebut.
”Benar, saya bertemu dia di acara peluncuran dan orasi ilmiah Prof Sulistyowati Irianto,” kata Novel dikutip, Minggu (23/2/2025).
Dalam pertemuan yang berlangsung pada 7 Mei 2024 itu, Novel mengaku dia sempat menanyakan beberapa hal kepada Hasto. Termasuk diantaranya terkait dengan pelemahan KPK melalui revisi UU KPK dan penyingkiran tokoh-tokoh penting di KPK. Lewat kesempatan yang sama, dia pun turut menyinggung soal hubungan antara Hasto dengan mantan ketua KPK Firli Bahuri.
”Ketika bertemu, saya tanyakan tentang mengapa melakukan pelemahan terhadap KPK dengan revisi UU dan penyingkiran tokoh-tokoh penting KPK? Hingga KPK benar-benar lemah. Saya juga sampaikan pengetahuan saya bahwa Hasto adalah teman dekat Firli Bahuri yang merusak KPK,” ujar Novel.
Oleh Hasto, pertanyaan-pertanyaan itu kemudian dijawab. Namun demikian, hanya disampaikan secara singkat karena mereka tengah berada di tengah-tengah acara yang sedang berjalan. ”Dan waktu itu secara singkat yang bersangkutan menjawab sebagaimana dalam rekaman tersebut. Tetapi karena situasi acara, maka hanya bisa bicara singkat saja,” tutur dia.
Dalam video yang beredar luas di publik, Hasto bercerita mengenai Revisi Undang-Undang (UU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagaimana pernah ditanyakan oleh Novel kepada dirinya. ”Saya katakan dengan tegas kepada Mas Novel Baswedan saat itu, inilah kalau ada hal-hal yang buruk oleh Presiden Jokowi selalu dilimpahkan kepada PDI Perjuangan dan juga Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata dia.
Sebaliknya, Hasto menyebut, hal-hal positif selalu diambil oleh Presiden Jokowi tanpa menyisakan benefit bagi PDIP. Termasuk diantaranya Revisi UU KPK yang disebut oleh Novel benar-benar melemahkan Lembaga Antirasuah. Secara tegas, Hasto membantah. ”Karena itulah, tuduhan bahwa revisi Undang-Undang KPK diarsiteki oleh PDI Perjuangan itu sangat salah,” imbuhnya.
Menurut Hasto, bukan PDIP yang mengarsiteki Revisi UU KPK. Dia menyebut, pelemahan KPK dilakukan oleh Jokowi demi melindungi Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang saat itu maju dalam kontestasi pilkada. ”Bahwa pelemahan KPK dilakukan oleh Presiden Jokowi, kemudian dampaknya dituduhkan kepada PDI Perjuangan. Ini jawaban buat Mas Novel Baswedan,” ujarnya.
Belum diketahui pasti sumber video tersebut. Baik waktu maupun lokasi pembuatannya. Namun, video itu beredar selang beberapa hari setelah KPK memanggil, memeriksa, dan menahan Hasto pada Kamis, 20 Februari 2025. KPK menahan Hasto lantaran elite PDIP itu diduga telah melakukan perintangan penyidikan atau obstruction of justice.