Geger, Negara Tetangga Indonesia Diramalkan segera Punah

Geger, Negara Tetangga Indonesia Diramalkan segera Punah

Berita Utama | kutai.inews.id | Sabtu, 7 Desember 2024 - 13:30
share

WASHINGTON, iNewsKutai.id - Pendiri Tesla, Elon Musk meramalkan sejumlah negara maju sedang menuju kepunahan. Salah satu negara yang diramalkan punah adalah tetangga Indonesia, Singapura.

"Singapura (dan banyak negara lain) akan punah," ujar Musk dalam sebuah pernyataannya dikutip Sabtu (7/12/2024).

Pernyataan Musk tentang kepunahan ini terkait dengan penurunan angka kesuburan di negara-negara maju  termasuk Singapura. Dia menanggapi cuitan pengguna X populer Mario Nawfal yang membagikan artikel yang membahas "krisis bayi" Singapura dan peran potensial robot dalam mengurangi dampaknya.

Saat ini, Singapura memang mengalami penurunan signifikan dalam Angka Kesuburan Total (TFR) selama tiga dekade terakhir. Tahun lalu, TFR negara tetangga tersebut turun ke titik terendah sepanjang sejarah yaitu 0,97 atau pertama kalinya turun di bawah 1,0.

Artinya, setiap wanita di Singapura memiliki kurang dari satu anak. Hal ini tidak lepas dari gencarnya gerakan free child. Akibatnya, semakin banyak wanita di usia subur (25-34 tahun) yang memilih untuk tetap melajang.

Kondisi ini semakin diperburuk dengan tingkat kesuburan perkawinan untuk wanita berusia 20-an telah mengalami penurunan yang nyata, yang berkontribusi terhadap sekitar 32 dari keseluruhan penurunan TFR.

 

Sejak 1990 hingga 2005, tingkat kesuburan perkawinan di antara wanita berusia 25-34 tahun menurun tajam. Hal ini berdampak pada angka tenaga kerja yang memaksa Singapura menggunakan robot.

Komentar Musk tentang kepunahan Singapura memicu reaksi di media sosial. Sebagian menyebut jika kebijakan imigrasi Singapura yang ketat berdampak terhadap penurunan populasi.

Sebagian lainnya menyoroti masalah sosial dan ekonomi yang lebih dalam yang mendasari rendahnya angka kelahiran. Faktor ini dinilai berkontribusi terhadap keengganan memiliki anak.

Selain itu, meningkatnya biaya hidup dan kekhawatiran tentang stabilitas keuangan sering disebut sebagai hambatan untuk memulai atau memperluas keluarga.

Netizen lain mengatakan Singapura tengah berjuang menghadapi biaya hidup yang meroket, dengan biaya perumahan yang melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Karena kebutuhan dasar seperti tempat tinggal dan bahan makanan semakin tidak terjangkau, banyak penduduk menunda atau menghindari untuk memulai keluarga sama sekali.

artikel ini telah tayang di sindonews.com

Topik Menarik