Kadispar Ungkap Tantangan Pengembangan Wisata Gorontalo, Apa Saja?

Kadispar Ungkap Tantangan Pengembangan Wisata Gorontalo, Apa Saja?

Berita Utama | okezone | Kamis, 5 September 2024 - 14:10
share

PARIWISATA Gorontalo mungkin tidak sepopuler daerah wisata lain di Indonesia Timur. Namun, bila berbicara soal potensinya, pariwisata di provinsi sebetulnya sangat besar dan layak untuk didorong pengembangannya.

Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, sampai pada tahun 2024 ini, Gorontalo memiliki setidaknya 71 wisata bahari, 28 wisata alam, 16 wisata buatan, 10 wisata budaya/religi, 15 wisata sejarah, dan 20 destinasi wisata minat khusus. 

Dari sisi akomodasi, Gorontalo memiliki 59 hotel, 24 penginapan, 27 homestay, 229 rumah makan, serta 61 restoran dan 47 kafe. 

Tidak hanya itu, Gorontalo juga cukup rutin menyelenggarakan event-event pariwisata untuk mempromosikan potensi yang mereka milik. Terdapat 30 event yang tersebar di kabupaten/kota, dan 3 di antaranya bahkan masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara besutan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Sayangnya, menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, pengembangan potensi wisata di Gorontalo dihadapkan oleh sejumlah tantangan. Persoalan pertama menyangkut anggaran pemerintah yang dinilai tidak ideal untuk mendorong pengembangan destinasi wisata. 

(Foto: Dimas AF/MPI)

"Karena keterbatasan anggaran pemerintah, kami sulit sekali merubah wajah destinasi wisata di sini. Solusinya kita terus mendorong masuknya investasi di sektor pariwisata. Ini sedang coba kita bangun bagaimana memberdayakan sektor bisnis di pariwisata ini dengan menggandeng dinas penanaman modal untuk pelatihan membuat proposal bisnis. Prinsipnya kita harus mengarahkan kepada investasi,” kata Aryanto saat ditemui awak media di Kantor Gubernur Provinsi Gorontalo, belum lama ini. 

Tantangan selanjutnya terkait kolaborasi lintas sektor. Menurut Aryanto, sektor pariwisata harus mendapat dukungan dari kementerian dan lembaga terkait. Seperti pembangunan infrastrukur tentunya membutuhkan sinergi dengan Kementerian/Dinas Perhubungan. 

Belum lagi berbicara soal kawasan konservasi. Kementerian Lingkungan Hidup harus ikut mendukung guna memastikan, potensi wisata alam di Gorontalo terjaga dengan baik. 

 

Terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah bagaimana pemerintah dapat mengubah mindset masyarakat. Aryanto mengambil contoh bagaimana masyarakat Bali mampu menjadikan daerahnya sebagai salah satu destinasi pariwisata primadona di Indonesia. 

“Persoalan mindset ini sebetulnya tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga pemerintah. Orang pemerintahan belum tentu memiliki mindset pariwisata, perlu kita dorong dan dilembagakan agar tercipta satu pemahaman bahwa Gorontalo bisa tumbuh sektor pariwisatanya kalau semua terlibat. Minimal ketika tamu datang bisa menunjukkan hospitalitynya,” tegas dia.

“Semua itu ada di bawah pondasi mindset. Masalahnya, Gorontalo tidak dikenal sebagai daerah pariwisata sehingga untuk membangun mindset ini merupakan challenge yang luar biasa,” tandasnya. 
 

Topik Menarik