Heboh Ratusan Polisi Filipina Gerebek Kediaman Pendeta 'Anak Tuhan' atas Tuduhan Pelecehan

Heboh Ratusan Polisi Filipina Gerebek Kediaman Pendeta 'Anak Tuhan' atas Tuduhan Pelecehan

Berita Utama | inews | Sabtu, 24 Agustus 2024 - 20:50
share

MANILA, iNews.id - Ratusan polisi Filipina, dibantu para jemaat, menggerebek kediaman seorang pendeta di Kota Davao, Sabtu (24/8/2024). Mereka mencari Apollo Quiboloy, pemimpin kelompok Kerajaan Yesus Kristus, atas berbagai tuduhan, di antaranya pelecehan seksual terhadap anak dan perdagangan orang.

Pencarian Quiboloy tak mudah karena rumahnya berada di lahan seluas sekitar 30 hektare. Di kompleks besar itu juga terdapat katedral, sekolah, guest house, hanggar, hingga akses menuju bandara Davao.

Petugas menyisir setiap jengkal kediamannya sejak dini hari, bahkan menggunakan alat yang bisa mendeteksi keberadaan manusia dari balik dinding beton.

Pejabat kepolisian Filipina Nicolas Torre III yang juga memimpin penggerebekan mengatakan, petugas ingin menunjukkan surat perintah penangkapan terhadap Quiboloy. Dia dituntut atas berbagai kasus pidana, termasuk pelecehan seksual terhadap anak dan perdagangan orang.

Torre menjelaskan, pengerahan sejumlah besar pasukannya diperlukan karena ada lebih dari 40 bangunan yang harus digeledah di kompleks tersebut.

"Kami tidak akan pergi sampai menangkapnya. Kami memiliki surat perintah (penangkapan) tanpa jaminan untuk Quiboloy dan empat orang lainnya atas kejahatan sangat serius, termasuk perdagangan orang, pelecehan anak, dan kasus-kasus lainnya," kata Torre, dikutip dari Associated Press.

Para pengikut Quiboloy sempat bersitegang dengan petugas sembari merekam penggerebekan dengan ponsel. Mereka meneriaki polisi serta mempertanyakan legalitas penggerebekan tersebut.

Jaksa federal Amerika Serikat (AS) pada 2021 mendakwa Quiboloy atas tuduhan melakukan hubungan seks dengan perempuan dan gadis di bawah umur. Dia mengancam orang-orang yang menolak berhubungan intim dengan 'anak tuhan' akan mendapat kutukan abadi.

Quiboloy bersama dua pengurus kelompok termasuk di antara sembilan orang yang disebutkan dalam dakwaan pengganti oleh dewan juri federal AS. Dakwaan pengganti tersebut berisi serangkaian tuduhan, termasuk konspirasi, perdagangan seks anak, perdagangan seks dengan kekerasan, penipuan dan pemaksaan, penipuan pernikahan, pencucian uang, penyelundupan uang tunai, dan penipuan visa.

Sementara itu pengacara membantah tuduhan bahwa kliennya serta kelompok keagamaan Kerajaan Yesus Kristus melakukan pelanggaran. Mereka berdalih tuduhan itu hanya dibuat-buat oleh mantan anggota kelompok yang kesal karena dikeluarkan akibat melakukan penyimpangan.

Quiboloy merupakan sekutu dekat sekaligus penasihat spiritual mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Bahkan Duterte mengkritik pengerahan banyak polisi dalam penggerekan tersebut sebagai tindakan berlebihan.

Pada 2019, Quiboloy mengklaim dirinya sebagai anak tuhan. Dia juga mengaku punya kemampuan untuk menahan gempa bumi di Filipina selatan.

Presiden Ferdinand Marcos Jr telah mendesak Quiboloy untuk menyerahkan diri seraya meyakinkan bahwa dirinya akan mendapat perlakuan adil dari pihak berwenang.

Topik Menarik