11 Jurnalis Jadi Korban Kekerasan Aparat saat Demo Revisi UU Pilkada, Terbanyak di Jakarta

11 Jurnalis Jadi Korban Kekerasan Aparat saat Demo Revisi UU Pilkada, Terbanyak di Jakarta

Berita Utama | inews | Sabtu, 24 Agustus 2024 - 17:00
share

JAKARTA, iNews.id - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mencatat 11 jurnalis menjadi korban kekerasan aparat saat revisi UU Pilkada pada Kamis (22/8/2024). Dari jumlah tersebut paling banyak terjadi di Gedung DPR RI, Jakarta.

"Kita sudah mengumpulkan informasi dari teman-teman AJI di seluruh kota yang kebetulan ada aksinya, bahwa ada 11 jurnalis yang menjadi korban kekerasan dan itu tidak termasuk kepada teman-teman pers mahasiswa," kata Ketua Umum AJI Indonesia, Nani Afrida dalam konferensi pers, melalui channel YouTube AJI Indonesia, Sabtu (24/8/2024).

"Dan jumlah itu cukup banyak ya terutama di Jakarta, Jakarta menempati posisi paling banyak sebagai korban," imbuh dia.

Nani mengatakan, kekerasan yang dialami para jurnalis ini ada berbagai macam mulai dari penganiayaan, dikejar aparat, pencegahan peliputan, dan lainnya.

"Jenis kekerasan yang kita dapatkan itu mulai dari intimidasi, ada yang kena gas air mata, ada yang dianiaya, ada yang dikejar, ada yang dihalang-halangi jadi semuanya itu ada," ungkapnya.

Nani menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh aparat kepolisian ini telah melanggar Undang-Undang Pers nomor 40 tahun 1999

"Dimana jurnalis itu tidak boleh dihalang-halangi dalam melakukan tugasnya. Dan orang yang melakukan penghalangan itu sebenarnya bisa ditangkap atau mendapat hukuman karena memang sudah terlindungan Undang-undang Pers," tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga menemukan modus doxing dalam aksi demonstrasi kemarin. Hanya saja, modus baru tersebut memang tidak ditargetkan kepada wartawan.

"Kita melihat bahwa itu ada kemungkinan ke jurnalis nantinya kalau ada berita-berita, kan muka-mukanya banyak tuh," bebernya.

Berdasarkan cerita dari para jurnalis di lapangan, kata Nani, wartawan ini menjadi target kekerasan dari aparat kepolisian.

"Dengan adanya cerita dari teman-teman Tempo, IDN Times, Narasi itu menunjukan bahwa wartawan bukannya dilindungi dalam aksi tersebut malah justru lebih disorot dan ditarget. Jurnalis dianggap massa," katanya.

Topik Menarik