Kadar Garam di Kepulauan Seribu Tinggi, Hidroponik Jadi Solusi Alternatif Masyarakat

Kadar Garam di Kepulauan Seribu Tinggi, Hidroponik Jadi Solusi Alternatif Masyarakat

Berita Utama | okezone | Kamis, 8 Agustus 2024 - 04:10
share

JAKARTA - Ketua tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia (UI), Dr. Filia menyebut budidaya tanaman hidroponik jadi solusi alternatif masyarakat di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu , Jakarta. Sebab daerah perairan itu minimal lahan untuk bercocok tanam.

"Urban farming di Pulau Pramuka menjadi alternatif solusinya. Karena lahan yang terbatas, tanaman hidroponik menjadi pilihan untuk bercocok tanam," ujar Dr. Filia,Rabu (7/8/2024).

Kelompok Pengmas UI sadar betul, ketahanan pangan menjadi perhatian untuk melakukan pengabdian masyarakat di Pulau tersebut. Apalagi warga sekitar juga kadang mengeluhkan soal sayur mayur menjadi kebutuhan yang sulit dipenuhi karena keterbatasan lahan tersebut.

Kebutuhan sayur bagi warga bisa saja didistribusikan dari wilayah lain, misalnya dari daratan di Kotamadya Jakarta Utara, hanya saja harga menjadi lebih tinggi.

Maka dari itu, kelompok pengabdian masyarakat UI, memberikan pelatihan tanaman hidroponik untuk para pemuda di Pulau Pramuka sejak 2-4 Agustus 2024.

Dia menjelaskan, sebagimana diketahui, air di Kepulauan Seribu cenderung mengandung kadar garam. Oleh karena itu, perlu dilakukan ujicoba hidroponik dengan kandungan air yang ada di Pulau Pramuka.

"Setelah berhasil melakukan ujicoba, barulah tim UI melakukan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan hidroponik kepada pemuda-pemuda di Pulau Pramuka," sambungnya.

Dia menjelaskan, Peserta pelatihan dibekali dan didampingi selama proses pembibitan, penyemaian, pemeliharaan hingga panen. Tim UI juga berkerja sama dengan binaan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Kelautan di Kepulauan Seribu.

"Untuk penanaman kangkung sampai panen diperlukan waktu 20 hari. Sementara, untuk pokcoy diperlukan waktu 30 hari, sedangkan untuk salada diperlukan 45 hari," imbuhnya.

Peserta pelatihan terdiri dari 10 orang yang merupakan siswa SMA yang tinggal di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang. Alasan pemilihan para pemuda ini adalah karena mereka yang nanti akan meneruskan ketahanan pangan di pulau, tepatnya di Kepulauan Seribu.

Tim UI melakukan pelatihan tanaman hidroponik dengan 2 teknik, yang pertama dengan teknik Nutrient Film Technique (NFT), yang kedua, teknik Deep Flow Technique (DFT). Kedua jenis teknik penanaman hidroponik itu akan dilakukan untuk membandingkan hasil panen.

Topik Menarik