Menlu Retno Ungkap 70 Persen Wilayah Gaza Tak Layak Ditinggali

Menlu Retno Ungkap 70 Persen Wilayah Gaza Tak Layak Ditinggali

Berita Utama | karawang.inews.id | Selasa, 4 Juni 2024 - 05:40
share

JAKARTA , iNewsKarawang . id -Sekitar 70 persen wilayah dari Gaza, Palestina kini sudah tidak layak ditinggali. Pasalnya sebagian besar infrastruktur sudah tak berfungsi.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan hal itu dalam kuliah umum mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina, All Eyes On Rafah, di Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (3/6/2024).

"Gaza sudah merupakan wilayah yang tidak layak ditinggali karena 70 persen infrastrukturnya tidak berfungsi," kata Menlu.

Lantas Menlu Retno mengutip apa yang dikatakan oleh United Nations Development Programme (UNDP), yakni tingkat kehancuran di Gaza belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II. Selama perang Israel-Hamas di Gaza tahun 2014, sekitar 2,4 juta ton puing-puing disingkirkan.

"Jadi kalau perang 2014, debrisnya, sisa-sisa, puing-puing 2,4 juta ton, maka perang yang sekarang sudah 37 juta ton. Ini hanya untuk menunjukkan betapa masifnya kerusakan yang diakibatkan oleh Israel," ucapnya.

Lebih lanjut, Menlu Retno menggambarkan, situasi Palestina saat ini semakin memburuk. "Tidak ada satu pun kalimat yang dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa situasi bangsa Palestina mengalami perbaikan. Tidak ada sama sekali," ungkap Retno. Sejak 7 Oktober tahun lalu, lebih 2 juta orang terusir. Lebih dari 36.284 orang terbunuh, 15.239 di antaranya adalah anak-anak. 196 personel PBB terbunuh, 82.057 luka-luka, 10 kuburan massal ditemukan di Gaza.

Kondisi ini juga diperparah dengan upaya pelemahan terhadap United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) antara lain dengan dihentikannya bantuan donor kepada UNRWA. "Pelemahan secara sistematis UNRWA, bukan saja memperburuk pelayanan kepada para pengungsi, namun secara strategis untuk meniadakan isu pengungsi. Ini adalah tujuan strategis Israel," ungkap Menlu Retno.

Selain itu, Retno juga menyampaikan ada upaya-upaya pelemahan two-state solution serta keanggotaan Palestina di PBB masih terus diveto. Diplomasi Indonesia untuk Palestina tidak pernah berhenti. "Indonesia secara konsisten memegang prinsip dan nilai-nilai universal, terus mendukung perjuangan Palestina, meski banyak sekali tekanan terhadap Indonesia, termasuk agar Indonesia segera menormalisasi hubungan dengan Israel," tegas Menlu Retno.

Menurutnya, karena kekokohan dalam berprinsip inilah, maka negara Indonesia dihormati oleh dunia internasional.

"Perjuangan Palestina masih panjang. Perjuangan Indonesia dan dunia internasional untuk membantu Palestina juga masih panjang. Diperlukan konsistensi, diperlukan keberpihakan terhadap keadilan, perdamaian dan kemanusiaan," tutupnya.

Topik Menarik