Menlu Retno Sebut Gaza Sudah Tak Layak Ditinggali, Bangunan Infrastruktur Tak Berfungsi

Menlu Retno Sebut Gaza Sudah Tak Layak Ditinggali, Bangunan Infrastruktur Tak Berfungsi

Berita Utama | inews | Selasa, 4 Juni 2024 - 02:45
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut Kota Gaza, Palestina kini tidak layak untuk ditinggali masyarakat. Sebab 70 persen bangunan infrastruktur sudah tidak berfungsi. 

"Gaza sudah merupakan wilayah yang tidak layak ditinggali karena 70 persen infrastrukturnya tidak berfungsi," kata Retno dalam kuliah umum mengenai Diplomasi Indonesia untuk Palestina “All Eyes On Rafah" di Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (3/6/2024).

Retno mengutip apa yang dikatakan oleh UNDP yakni tingkat kehancuran di Gaza belum pernah terlihat sejak Perang Dunia II. Sekitar 2,4 juta ton puing-puing disingkirkan saat perang Israel-Hamas di Gaza tahun 2014.

"Jadi kalau perang 2014, debrisnya, sisa-sisa, puing-puing 2,4 juta ton, maka perang yang sekarang sudah 37 juta ton. Ini hanya untuk menunjukkan betapa masifnya kerusakan yang diakibatkan oleh Israel," ucapnya.

Lebih lanjut, Menlu Retno menggambarkan bahwa situasi Palestina saat ini semakin memburuk. “Tidak ada satu pun kalimat yang dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa situasi bangsa Palestina mengalami perbaikan. Tidak ada sama sekali," ungkap Retno.

Sejak 7 Oktober tahun lalu, lebih 2 juta orang terusir. Lebih dari 36.284 orang terbunuh, 15.239 di antaranya adalah anak-anak. Selain itu, 196 personel PBB terbunuh, 82.057 luka-luka, 10 kuburan massal ditemukan di Gaza.

Kondisi ini juga diperparah dengan upaya-upaya pelemahan terhadap UNRWA antara lain dengan dihentikannya bantuan donor kepada UNRWA. 

“Pelemahan secara sistematis UNRWA, bukan saja memperburuk pelayanan kepada para pengungsi, namun secara strategis untuk meniadakan isu pengungsi. Ini adalah tujuan strategis Israel," imbuh Retno.

Selain itu, Retno juga menyampaikan ada upaya-upaya pelemahan two-state solution serta keanggotaan Palestina di PBB masih terus diveto. Diplomasi Indonesia untuk Palestina tidak pernah berhenti. 

“Indonesia secara konsisten memegang prinsip dan nilai-nilai universal, dan terus mendukung perjuangan Palestina, meski banyak sekali tekanan terhadap Indonesia, termasuk agar Indonesia segera menormalisasi hubungan dengan Israel," ucap Menlu Retno. 

Menurutnya karena kekokohan dalam berprinsip inilah, maka negara Indonesia dihormati oleh dunia internasional.

"Perjuangan Indonesia dan dunia internasional untuk membantu Palestina juga masih panjang. Diperlukan konsistensi, diperlukan keberpihakan terhadap keadilan, perdamaian dan kemanusiaan," katanya.

Topik Menarik