Dr Cool, Sosok Besar Dibalik Teknologi AC di Stadion-stadion Piala Dunia 2022
Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar sangat unik karena digelar spesial saat musim dingin. Biasanya, gelaran akbar empat tahunan ini diadakan pada musim panas.
Suhu musim panas rata-rata di Qatar berkisar 35 derajat celcius hingga 45 derajat celcius. Sedangkan selama musim dingin suhunya turun menjadi rata-rata 16 derajat celcius hingga 24,5 derajat celcius.
Meski begitu Piala Dunia 2022 diadakan pada musim dingin, beberapa stadion sudah dilengkapi dengan pendingin udara atau AC.
Sosok di balik teknologi tersebut adalah Dr. Saud Abdulaziz Abdul Ghani yang dikenal dengan Dr Cool.
"Teknologi pendinginan ini menggunakan alat yang sama, tetapi dalam skala yang jauh lebih besar,_ katanya melansir laman FIFA.
Dr. Saud bergabung dengan proyek Qatar 2022 pada tahun 2009 ketika negara tersebut mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah edisi ke-22 Piala Dunia. Komite Tertinggi untuk Pengiriman dan Warisan (SC) menghubungi Universitas Qatar (QU), di mana dia adalah seorang profesor di Sekolah Tinggi Teknik, untuk menemukan solusi agar pemain dan penggemar tidak merasa kepanasan selama di stadion.
"Ketika kami sedang mempersiapkan pengajuan kami untuk Piala Dunia 2022, kami menginginkan tawaran unik yang menonjol di antara negara-negara penawar lainnya. Sebagian besar negara biasanya akan mempresentasikan stadion mereka sebagai ide desain dan bukan teknologi. Kami mempresentasikan kami stadion dengan cara baru, yakni teknologi," ungkapnya.
Udara Paling Bersih dan Murni
Dr. Saud menjelaskan bahwa AC di dalam stadion menggunakan kombinasi isolasi, atau disebut targeted or spot cooling. Itu berarti pendinginan hanya terjadi di tempat orang berada, sementara stadion menjadi penghalang agar gelembung dingin tidak keluar.
Dengan menggunakan teknik sirkulasi udara, udara yang didinginkan kemudian ditarik kembali, didinginkan kembali, disaring dan didorong keluar.
"Kami tidak hanya mendinginkan udara, kami juga membersihkannya," kata Dr. Saud.
"Kami memurnikan udara untuk penonton. Misalnya, orang yang memiliki alergi tidak akan memiliki masalah di dalam stadion kami. Kami memiliki udara yang paling bersih dan paling murni," lanjut dia.
Cara Kerjanya
Teknologi pendingingan Dr. Saud diperkirakan 40 persen lebih berkelanjutan daripada teknik yang ada. Stadion perlu didinginkan dua jam sebelum pertandingan agar mengurangi konsumsi energi tempat dibandingkan dengan metode yang ada.
Selain itu, teknologi ini bekerja dengan mempertimbangkan desain stadion, menjadikannya lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Hal terpenting untuk mendinginkan secara efektif adalah Anda tidak ingin angin luar masuk ke stadion. Itu sebabnya ukuran dan desain stadion harus dipelajari dan diubah sesuai sehingga menghalangi udara hangat masuk stadion," ungkapnya.
Namun, merancang stadion dengan terknologi AC di dalamnnya bukanlah tugas yang mudah.
"Hal terbesar yang merugikan Anda saat mencoba mendinginkan stadion adalah pembukaan atap stadion karena di situlah udara panas eksternal masuk. Itu sebabnya mempelajari di mana udara bisa keluar dan bagaimana kita bisa mendorong dan menarik kembali udara berbeda dari stadion ke stadion karena tergantung pada bentuk, tinggi, dan lebarnya," kata Dr Cool.
Berkat ide besar Dr Cool, stadion akan didinginkan hingga suhu nyaman 18-24 derajat Celcius sebelum menjadi arena bertarung para kontestan Piala Dunia 2022.