86 Hewan Ternak di Kabupaten Bekasi Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku
BEKASI, iNewsBekasi.id- Angka kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Bekasi meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Tercatat, sebanyak 86 hewan ternak terinfeksi penyakit tersebut, sejak 21 Januari 2025.
"Sebanyak 26 hewan dinyatakan sembuh, tiga mati, dan 10 lainnya terpaksa dipotong," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet, drh. Dwiyan Wahyudiharto dalam keterangan resminya, Senin (27/1/2025).
Dwiyan mengatakan, tingginya mobilitas hewan ternak, terutama menjelang perayaan keagamaan, menjadi salah satu penyebab utama penyebaran virus PMK.
Faktor lainnya, adalah kurang disiplinnya peternak dalam menerapkan biosekuriti, seperti desinfeksi kandang dan pembatasan akses hewan baru, serta kondisi cuaca lembap akibat musim hujan yang memperburuk situasi.
"Gejala yang paling sering ditemukan adalah lepuhan di mulut, pincang, dan penurunan nafsu makan. Kondisi ini tidak hanya mengancam kesehatan hewan tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak," katanya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Pertanian, lanjut dia, mengintensifkan program vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan hewan ternak. Selain itu, pengawasan ketat dilakukan melalui monitoring dan surveilans di pasar hewan serta lokasi peternakan.
"Edukasi kepada peternak juga terus digencarkan terkait penyebab, gejala, penanganan, dan pentingnya menjaga kebersihan kandang serta peralatan peternakan," ujarnya.
Namun, upaya pengendalian PMK menghadapi sejumlah kendala, seperti rendahnya kesadaran peternak dalam menerapkan biosekuriti dan sulitnya pengawasan lalu lintas hewan ternak.
"Hewan yang tampak sehat bisa saja menjadi pembawa virus dan menyebarkan penyakit secara luas," tuturnya.
Dia melanjutkan, keterbatasan tenaga medis, peralatan pendukung, serta kuota vaksin juga menjadi tantangan dalam menangani kasus ini. Dinas Pertanian mengimbau para peternak untuk segera melapor apabila ternaknya menunjukkan gejala penyakit agar penanganan cepat dapat dilakukan.
“Kolaborasi antara peternak, pemerintah, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi lonjakan kasus ini. Mari bersama-sama menjaga kesehatan hewan ternak demi keberlanjutan sektor peternakan di Kabupaten Bekasi,” ucapnya.