Jadi Ikon Sumatera Barat, Ini Sejarah Istana Pagaruyung yang Belum Banyak Diketahui Orang!
Mungkin sebagian orang sudah mengetahui destinasi wisata budaya Istana Pagaruyung. Pagaruyungmerupakan salah satu ikonnyaSumbarsekaligus merupakan pemukiman awal dari masyarakat Minangkabau.
Dari dulu hingga kini,IstanaPagaruyungselalu menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan,baik lokal maupun mancanegara. Mereka datang untuk melihat langsung keindahan dan juga barang-barang peninggalan khas budaya Minangkabau.
Para pengunjungyangdatang keIstanaPagaruyungjuga bisa menikmati dan merasakan sensasi berfoto menggunakan baju adat Minangkabau dengan cara menyewa, seolah-olah membuat kita menjadi raja dan ratu. Namun, di balik itu semua kamu tahu enggak sih bahwaPagaruyunginisebetulnya memilikisejarahyangpanjang.
Diketahui, Istano BasaPagaruyungmerupakan jejak Kejayaan Konfederasi "Luhak Nan Tigo" daninimerupakan pemukiman awal dari masyarakat Minangkabau atau disebut pula wilayah darek (daratan).
Sementara untuk letakIstanaPagaruyunginisendiri yakni di nagariPagaruyung, Kecamatan Tanah Tanjung Emas, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.
Pada masa lalu, di wilayahiniberdiri sebuah pemerintahan konfederasiyangdisebut sebagai KerajaanPagaruyung. Kerajaanyangterbentuk dari gabungan nagari-nagari ini runtuh setelah terjebak dalam siasat kolonial Belanda saat perang Padri bergejolak.
Sesuai dengan namanya,istanainimengabadikan kemegahan arsitektur dari pusat pemerintahan kerajaan. Meskipun wujudyangberdiri megah sekaranginibukanlah bangunan aslinya (replika), namun berbagai detail ataupun ciri khas arsitektur yang dimiliki masihsama seperti kondisinya di masa lampau.
Sebetulnya, Istano BasaPagaruyunginidahulunya merupakan kediaman dari Raja Alam, dan sekaligus pusat pemerintahan dari sistem konfederasiyangdipimpin oleh triumvirat (tiga pemimpin) berjuluk Rajo Tigo Selo.
Sistem kepemimpinaninimenempatkan Raja Alam sebagai pemimpin kerajaan dengan dibantu dua wakilnya, yaitu Raja Adatyangberkedudukan di Buo serta Raja Ibadat yang berkedudukan di Sumpur Kudus.
Kemudian, kedua wakiliniyangmemutuskan berbagai perkarayangberkaitan dengan permasalahan adat serta agama. Tetapi, jika suatu permasalahan tidak terselesaikan, maka barulah RajaPagaruyung(Raja Alam) turun tangan menyelesaikannya.
Di samping itu, replika dari bangunan asliyangdibakar Belanda pada tahun 1804 berbentuk sebuah rumah panggungyangberukuran besar dengan atap gonjong yang menjadiciri khas dari arsitektur tradisional Minangkabau.
Rumah panggung besarinibertingkat tiga, dengan 72 tonggakyangmenjadi penyangga utamanya. Serta terdapat 11 gonjong atau pucuk atapyangmenghias bagian atas dari bangunanini.
Raih 50,09 Suara, Tim Pramono-Doel Yakin Tak Ada Selisih Rekapitulasi C1 Internal dengan KPU
Selain itu, seluruh dinding bangunaninidihiasi oleh ornamen ukiran berwarna-warni yang secaratotal terdiri dari 58 jenis motifyangberbeda. Sebagai sebuahistanakerajaan, masing-masing tingkat dalam bangunaninimemiliki fungsiyangberbeda-beda.
Tingkat paling bawah merupakan tempat aktivitas utama pemerintahan berupa sebuah ruang besaryangmelebar dengan area khusus sebagai singgasana raja di bagian tengahnya. Tingkat kedua dari bangunan merupakan ruang aktivitas bagi para putri rajayangbelummenikah.
Setelah insiden tahun 1804,istanainiakhirnya didirikan kembali, tetapi terbakar habis pada tahun 1966.
Lalu, pada 27 Desember 1976 upaya rekonstruksi ulang kembali dilakukan dengan ditandainya peletakan tunggak tuo (tiang utama) oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu, Harun Zain.
Namun pada 27 Februari 2007,istanainikembali terbakar akibat tersambar petir. Upaya pembangunan kembali berlangsung antara tahun 2008-2012 dengan menelan dana lebih dari Rp20 miliar. Arsitektur aslinya tetap dipertahankan meskipun sebagian besar peninggalan barang berharga di dalamnya musnah dan hanya tersisa sekitar 15 persen.
Walau begitu, sampai saatiniIstanaPagaruyungtetap memiliki magnet tersendiri bagi para wisatawan. Bagi kalianyangsedang pergi berwisata keSumbar, jangan lupa untuk berkunjung ke sini, karena tempatinimemiliki keindahan dan ciri khasnya tersendiri.
Untuk untuk jam operasional, buka setiap hari mulai pukul 08.00-18.00 WIB. Harga tiket masukIstanaPagaruyungsendiri yakni Rp15 ribu untuk dewasa dan Rp7.500 untuk anak-anak. Sedangkan untuk biaya sewa baju khas Minang berkisar dari harga Rp35 ribu sampai Rp75 ribu.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join Z Creators dengan klik di sini.