Dari Hewan Mematikan Bisa Jadi Obat, Kalajengking Ternyata Punya Manfaat untuk Kesehatan

Dari Hewan Mematikan Bisa Jadi Obat, Kalajengking Ternyata Punya Manfaat untuk Kesehatan

Berita Utama | BuddyKu | Kamis, 29 September 2022 - 23:25
share

Para ilmuwan menemukan obat-obatan yang berpotensi menyelamatkan nyawa dari sumber yang tidak terduga: racun makhluk seperti ular, laba-laba, dan kalajengking. Racun kalajengking, khususnya, mengandung peptida yang memiliki efek menguntungkan pada sistem kardiovaskular tikus dengan tekanan darah tinggi.

Dilansir dari laporan dalam Jurnal Penelitian Proteome, para peneliti mengatakan mereka tahu lebih banyak tentang bagaimana racun kalajengking bisa bermanfaat.

Racun kalajengking adalah campuran kompleks molekul biologis aktif, termasuk neurotoksin, vasodilator dan senyawa antimikroba, di antara banyak lainnya. Meskipun racunnya menyakitkan bagi mereka yang tidak beruntung disengat kalajengking, senyawa racun individu, jika diisolasi dan diberikan pada dosis yang tepat, dapat memiliki manfaat kesehatan yang mengejutkan.

Salah satu senyawa yang menjanjikan adalah tripeptida KPP (Lys-Pro-Pro), yang merupakan bagian dari racun kalajengking yang lebih besar. KPP terbukti menyebabkan pembuluh darah melebar dan tekanan darah menurun pada tikus hipertensi.

Para pemneliti dan rekan-rekannya ingin mengetahui apa sebenarnya yang dilakukan KPP terhadap sel otot jantung. Pada akhirnya, jawaban dari hasil penelitian ini akanbisa menjelaskan efek menguntungkan peptida.

Para peneliti merawat sel otot jantung tikus dalam cawan petri dengan KPP dan mengukur kadar protein yang diekspresikan oleh sel pada waktu yang berbeda menggunakan spektrometri massa.

Mereka menemukan bahwa KPP mengatur protein yang terkait dengan kematian sel, produksi energi, kontraksi otot, dan pergantian protein. Selain itu, peptida kalajengking memicu fosforilasi protein tikus yang disebut AKT, yang mengaktifkannya dan protein lain yang terlibat dalam produksi oksida nitrat, suatu vasodilator.

Perawatan KPP, bagaimanapun, menyebabkan defosforilasi protein yang disebut fosfolamban, yang menyebabkan berkurangnya kontraksi sel otot jantung. Baik AKT dan fosfolamban sudah diketahui melindungi jaringan jantung dari cedera yang disebabkan oleh kekurangan oksigen.

Penulis: Jihan Rienita

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik