Ulama dan Tokoh Jawa Barat Sampaikan Pepeling untuk Gubernur Terpilih

Ulama dan Tokoh Jawa Barat Sampaikan Pepeling untuk Gubernur Terpilih

Terkini | bandungraya.inews.id | Sabtu, 21 Desember 2024 - 08:20
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sebanyak 28 Ulama dan Tokoh Jawa Barat menyampaikan pepeling atau pesan penting kepada Gubernur terpilih Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.

Pepeling disampaikan kepada ketua dan wakil ketua DPRD Jabar, dalam audiensi belum lama ini.

Koordinator Aliansi Ulama dan Tokoh Jabar Ustadz Asep Syaripudin mengatakan, pesan ini disampaikan mengenai hubungan sunda dan Islam.

Menurutnya, sebagai masyarakat Jawa Barat, hubungan Sunda dan Islam sudah menjadi ruh jati diri Ki Sunda dari generasi ke generasi. 

‘’Inilah  yang harus dirawat dan dilestarikan serta dikuatkan melalui kebijakan politik pemerintah provinsi Jawa Barat,’’ ujar Asep, Sabtu (21/12/2024).

 

Hubungan ini harus tetap dijaga agar menghidari kegaduhan yang disebabkan oleh praktek tradisi dan ritus Sunda Wiwitan yang bertentangan dengan Syariah Islam. 

Kondisi sudah menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat untuk selalu menjaga aqidah umat Islam di Jawa Barat. 

Dengan begitu tanah pasundan ini akan menjadi negeri yang berkah, gemah ripah repeh rapih serta mendapatkan maghfirah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Pada keempatan tersebut, Ustad Asep menyampaikan naskah pepeling yang berisi pesan penting dari kalangan ulama dan tokoh agama untuk Gubernur terpilih Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.

Pepeling atau Tadzkirah tersebut disampaikan langsung kepada Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa dan Wakil Ketua Komisi IV Iwan Suryawan di ruangan Bamus DPRD Jabar.

 

Adapun Pepeling dan Tadzkirah tersebut adalah sebagai berikut.

Bismillahirrahmanirrahiim

Asyhadu allaa ilaaha illallah wa ashadu anna Muhammadar rasulullah

Amma Ba’du

Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya di Tatar Sunda. Yang mencerminkan proses alkulturasi budaya dan islamisasi   antara  Islam dengan tradisi dan adat Sunda. 

Sehingga Identitas Islam teh Sunda, Sunda teh Islam menjadi cerminan dari keberhasilan proses Islamisasi ini, yang hingga kini masih menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di Tatar Sunda.

Kaum Muslimin etnis Sunda  di Jawa Barat menerima identitas  Islam dan Sunda sebagai dua eksistensi yang saling mengisi satu sama lain. 

 

Islam menjadi bagian dari identitas Sunda. Islam Nyunda, Sunda Ngislam. Sunda dengan Islam merupakan dua hal yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya.

Adalah ungkapan yang penuh  makna, bahwa ngalangkungan Islam Sunda nanjung, ngalangkungan Sunda Islam wuwuh tetep agung (melalui Islam, Sunda berwibawa, melalui Sunda, Islam tetap agung). 

Artinya sebagai gambaran bahwa antara Islam dan Sunda memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Dalam realitas kehidupan masyarakat Sunda, maka akan terasa heran jika ada orang Sunda beragama selain Islam. Sebab, Sunda telah sejak lama ‘branded’  dengan Islam.

Maka,  Islam teh Sunda, Sunda teh Islam (Mang Endang Saefudin Anshary dalam acara Riungan Masyarakat Sunda di Bandung, 1967, Kang Ajip Rosidi,2010) sudah menjadi ruhiah jatidiri Ki Sunda era Islamisasi yang akan mawa Raharja Dunya Akheratna, sebagaimana  masyarakat  etnis  Minang dengan  adagiumnya  Adat Basandi Syara, Syara Basandi  Kitabullah.

Dengan demikian, kami kalangan Ulama dan Tokoh Islam Jawa Barat, memberikan tadzkirah kepada Gubernur untuk senantiasa  mengayomi keimanan dan ketaqwaan rakyatnya yang muslim dengan bimbingan  para Ulama.

 

Ekspresi jatidiri Sunda di Tatar Sunda, Jawa Barat dengan adagium, silih asah, silih asih, silih asuh,  sejatinya telah mendapat celupan (sibghah)  dengan nilai spiritualitas wahyu  (al Quran) yang menjujung tinggi akhlaqul karimah dalam islam yang sudah dijalankan sebagai living al Quran berabad-abad lamanya.

DPRD Jawa Barat sebagai tempat menyampaikan aspirasi harus memiliki komitmen memperkuat  jatidiri  Ki Sunda yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dalam menghargai perbedaan, umat islam memiliki sifat seperti  “lebah madu“ yang  berprinsip, moal usik mun teu diosok-osok, bahkan sebaliknya memberikan faedah  dengan madunya dan sengatan serumnya menjadi obat. 

Bahwa kami ulama dan tokoh umat Islam di Jawa Barat senantiasa  akan mengawal  setiap  kebijakan politik  kebudayaan dan keagamaan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat agar selaras dengan prinsip-prinsip  dan nilai-nilai Islam dan nilai-nilai kesundaan.

Nilai-nilai ini telah jadi identitas yang berpadu-padan sehingga selaras dan  harmonis mewujudkan  Jawa  Barat  Berkah, Thoyyibah, wa robbun  Ghofur dengan Syariah.

 

Pada kesempatan tersebut turut hadir: Dr. KH. Nandang Koswara, MPd (Ketua Syarikat Islam Jabar), Dr. KH. Ahmad Rofi'i, Lc, MPd (Pimpinan Ponpes Al I'tishom Karawang)

KH. Muhammad Syarif Hidayat (Pimpinan Ponpes Al Hasan Ciamis & Ketua HAMIDA Jabar), Bang Damin Sada (Ketua Jawara Jaga Kampung Bekasi)

KH. Nurul Mubin (Pimpinan Ponpes An Najiyah Tasikmalaya & Ketua Mahkamah Front DPD FPI Jabar), KH. Cecep Abdul Halim Musaddad, Lc (Pimpinan Ponpes Darussalam Wanaraja Garut)

Dr. KH Saepul Islam Mubarok, Lc, M.Ag (Pimpinan Pesantren Maqdis), Ucin Herfin, SPd, MPd (Ketua PW Hizbul Wathan Jabar)

Dr. Memet Hakim (Penasehat APIB), Hidayatullah, MAg (Ketua PW Hidayatullah Jabar), Ir. Abdullah Su'aib, MM (Ketua FSOI Jabar). (*)

Topik Menarik