Desa Wisata Les di Bali Masuk Daftar ADWI 2024, Ternyata Punya Daya Tarik Penghasil Garam Sehat 

Desa Wisata Les di Bali Masuk Daftar ADWI 2024, Ternyata Punya Daya Tarik Penghasil Garam Sehat 

Travel | inews | Senin, 2 September 2024 - 12:19
share

BULELENG, iNews.id - Desa Wisata Les menjadi daya tarik baru bagi wisatawan untuk berlibur. Desa ini dikenal memiliki destinasi menarik untuk dijelajahi, tidak heran jika Desa Wisata Les masuk daftar ADWI 2024.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno melakukan visitasi sekaligus meresmikan Desa Wisata Les, Kabupaten Buleleng, sebagai salah satu dari 50 besar desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. 

"Saya mengucapkan apresiasi dan selamat kepada Desa Wisata Les yang bisa menjadi bagian dari keluarga besar Anugerah Desa Wisata Indonesia," kata Menparekraf Sandiaga saat berkunjung ke Desa Wisata Les, Sabtu (31/8/2024). 

Desa Wisata Les merupakan salah satu destinasi unggulan di Bali Utara. Desa wisata ini memiliki beberapa daya tarik seperti Air Terjun Yeh Mampeh, Trekking Bukit Yangudi, Tempat Melukat Yeh Anakan dengan air yang langsung mengalir dari mata air alami, serta wisata alam bawah laut dengan keindahan terumbu karang yang sangat dijaga dan dipelihara oleh kelompok pemerhati karang laut terumbu karang. 

Desa Wisata Les juga terkenal akan sentra pembuatan garam organik di pantai. Garam dari Desa Les juga dikenal dengan garam palungan karena proses pembuatannya yang menggunakan cara tradisional dengan bidang jemur berupa palungan atau batang kelapa.

Dengan cara ini dapat dihasilkan garam yang sehat, tanpa pemutih, tanpa yodium, sehingga sudah diakui dunia sebagai salah satu garam menyehatkan dan berpotensi untuk menembus pasar ekspor dunia.

Garam ini dipasarkan dengan cara menjualnya langsung ke pengepul. Selain itu juga dipasarkan oleh BUMDes setempat dengan pemasaran yang sudah merambah hingga ke luar Bali bahkan ke luar negeri.

BUMDes juga mendorong petani garam untuk berinovasi dengan membuat produk garam aneka rasa. Ada rasa rosemary, rasa garlic, rasa pedas, dan rasa daun kelor. Sehingga menarik untuk menjadi buah tangan otentik dari Desa Wisata Les.

Garam ini juga jadi salah satu yang menarik perhatian Menparekraf Sandiaga saat meninjau UMKM ekraf di Desa Wisata Les. Sandiaga pun membeli produk tersebut. 

"Brandingnya ini sudah ditetapkan dalam indikasi geografis sebagai Garam Tejakula (lokasi kecamatan Desa Wisata Les). Kalau begitu kita beli dulu untuk oleh-oleh," kata Sandiaga. 

Menparekraf pun optimistis pengembangan desa wisata ke depan akan mendukung pengembangan ekonomi nasional. Desa wisata menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia. 

"Desa wisata sudah menjadi andalan kita. Membangun desa adalah cara kita untuk melestarikan Indonesia jaya, karena menurut saya bukan Indonesia yang membangun desa tapi desa yang membangun Indonesia," kata Menparekraf Sandiaga. 

Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, menyampaikan apresiasi atas dukungan Kemenparekraf dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Les. 

"Terima kasih karena telah memberikan satu dorongan yang positif dalam pengembangan desa wisata pada serangkaian ADWI, di mana Desa Les masuk dalam 50 besar ADWai nasional. Tentunya ini jadi satu dorongan pariwisata di Buleleng khususnya pariwisata berbasis komunitas," ujar Ketut. 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati; Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Desa dan PDTT, Ivanovich Agusta; Kadispar Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun; serta Koordinator ASTRA wilayah Bali, Alexandra Dewi. 

Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga, Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf, Masruroh, Adyatama Parekraf Ahli Utama Kemenparekraf, Dadang Rizky Ratman, serta Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Kemenparekraf, Titik Lestari.

Topik Menarik