Mengintip Perayaan Idul Adha yang Unik di Desa, Ada Tradisi Jemur Kasur hingga Manten Sapi
JAKARTA, iNews.id - Ada banyak tradisi Idul Adha di Indonesia yang menarik untuk diketahui. Terutama jika singgah ke desa-desanya, berbagai tradisi unik dan legendaris masih bisa dijumpai.
Ya, Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, merayakan berbagai festival keagamaan dengan penuh semangat. Salah satu perayaan yang sangat diantisipasi adalah Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Haji.
Tradisi ini memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam di seluruh negeri, baik di kota maupun di desa-desa yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Di desa-desa, perayaan Idul Adha tidak hanya menjadi momen religius, tetapi juga menguatkan ikatan sosial masyarakat serta semangat gotong royong.
Penasaran, seperti apa tradisi Idul Adha di desa-desa yang masih bisa ditemukan? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (28/6/2023).
Tradisi Unik Idul Adha di Desa
1. Awa Lari Kambing-Kambing
Tradisi unik ini dilaksanakan setiap menjelang Hari Raya Idul Adha di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang sebelumnya. Proses ini dimulai dengan keluarnya Kambing temal yang keluar dari Rumah Tua Ollong kemudian dilanjutkan dengan warga mengelilingi kampung dengan hewan kurban sebanyak satu kali, dan mengelilingi mesjid sebanyak tujuh kali atau Tawaf. Ribuan warga memadati Masjid Raya Hasan Sulaiman untuk menyaksikan proses tawaf (Mengelilingi Mesjid) sebelum melakukan penyembelihan hewan qurban.
2. Apitan di Semarang
Selain di Maluku, masyarakat Semarang juga punya tradisi khusus menjelang Hari Raya Idul Adha, yang disebut dengan tradisi Apitan. Apitan merupakan bentuk rasa syukur warga setempat atas rezeki (hasil bumi) dari Tuhan. Isi acara ini adalah pembacaan doa dan arak-arakan hasil pertanian dan peternakan warga setempat. Nantinya, warga yang ikut hadir di acara Idul Adha akan berebut untuk mengambil hasil tani yang menjadi arakan.
3. Manten Sapi di Pasuruan
Geliatkan Wisata di Karanganyar, Diskominfo Ajak Wartawan Belajar Pariwisata di Pulau Bali
Tak hanya sepasang manusia saja yang mendapat status manten atau pengantin di Jawa. Anda bisa menemukan tradisi Manten Sapi di Pasuruan. Lebih tepatnya di Desa Watestani, Grati, Pasuruan. Tradisi ini berlangsung sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Masyarakat setempat mengadakan acara ini untuk memberikan penghormatan terhadap sapi dan hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya. Prosesnya dimulai dengan memandikan sapi dengan air kembang layaknya acara siraman saat pernikahan. Selanjutnya, para sapi juga akan mengenakan kalung dari bunga tujuh rupa. Tubuhnya ditutup menggunakan kain putih. Setelahnya akan berlangsung arak-arakan menuju masjid untuk menyerahkannya ke panitia.
4. Ngejot di Bali
Masyarakat muslim Bali melaksanakan tradisi ngejot dengan berbagi makanan, minuman, serta buah kepada tetangganya yang beragam non muslim. Tradisi ini adalah bentuk rasa syukur warga muslim terhadap tetangganya yang memiliki toleransi tinggi.
5. Jemur Kasur di Banyuwangi
Tradisi satu ini memang sangat menarik sekaligus unik. Masyarakat suku Osing di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi melalui prosesi ini dengan Tari Gandrung yang kemudian berlanjut dengan penjemuran kasur. Semua warga kemudian akan menjemur kasur di depan rumah dari pagi hingga sore hari.