Mengenal Tradisi Kuping Panjang Wanita Suku Dayak, Nyaris Punah Tergerus Zaman

Mengenal Tradisi Kuping Panjang Wanita Suku Dayak, Nyaris Punah Tergerus Zaman

Travel | BuddyKu | Minggu, 21 Mei 2023 - 19:46
share

SUKU Dayak merupakan salah satu suku di Indonesia yang dikenal memiliki tradisi dan budaya yang unik.

Salah satu keunikan tradisi dan budaya Suku Dayak adalah penilaian kecantikan pada perempuan. Bagi Suku Dayak, definisi kecantikan seorang perempuan dilihat dari telinganya.

Karena ituah yang menjadi alasan kenapa Suku Dayak harus pakai anting. Suku Dayak memiliki tradisi telingaan aruu atau memanjangkan telinga.

Tradisi ini merupakan penanda identitas kebangsawanan dan kecantikan bagi perempuan suku tersebut.

Tradisi Kuping Panjang Wanita Dayak

(Foto: Instagram/@stev_pheter)

Tradisi ini dimulai sejak seorang perempuan masih bayi. Telinga mereka akan ditindik dalam ritual mucuk penikng atau penindikan daun telinga. Setelah itu, telinga yang telah ditindik akan diberi benang sebagai pengganti anting-anting.

Saat tindikan pada telinga sudah sembuh, benang tersebut nantinya akan diganti dengan pintalan kayu gabus.

Benda ini akan diganti seminggu sekali dengan ukuran yang lebih besar agar lubang di daun telinga kian membesar.

Setelah cukup besar, lubang di daun telinga akan mulai digantungi anting-anting yang terbuat dari bahan tembaga atau belaong.

Ada dua jenis belaong yang digunakan, yakni hisang semhaa atau anting-anting yang digunakan di sekeliling daun telinga dan hisang kavaat atau anting-anting yang digunakan di daun telinga.

Anting tersebut akan ditambahkan satu per satu secara berkala, sehingga lama kelamaan lubang anting akan semakin besar dan panjang. Bahkan bisa sampai menyentuh bahu. Penambahan anting atau belaong biasanya disesuaikan dengan status sosial dan usia setiap perempuan.

Kuping Panjang Wanita Dayak

(Foto: YouTube/Basaroh Channel)

Namun, tradisi ini rupanya tidak dilakukan oleh semua Suku Dayak. Biasanya, tradisi yang diwariskan secara turun menurun ini hanya berlaku bagi Suku Dayak yang tinggal di pedalaman Kalimantan, seperti Dayak Kenyah, Dayak Bahau, Dayak Penan, Dayak Kelabit, dan lain-lain.

Sayangnya, tradisi memanjangkan telinga sudah mulai ditinggalkan oleh generasi keturunan Suku Dayak karena dianggap kurang sesuai dengan kemajuan zaman. Jadi, sulit sekali menemukan orang Dayak yang memiliki telinga panjang. Jika ada, biasanya mereka sudah berusia senja atau sepuh.

Topik Menarik