Kisah Pemilik PO 27 Trans, dari Jualan Baju Jadi Pengusaha Bus Pariwisata dan AKAP
JAKARTA, iNews.id Perusahaan otobus (PO) 27 Trans merupakan salah satu pemain baru di transportasi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Namun, PO bus ini sudah ada sejak 2015 dengan melayani penyewaan bus pariwisata.
PO 27 Trans didirikan Uji Kuswanto di Malang, Jawa Timur, pada 2015, diawali kecintaannya terhadap dunia otomotif. Bahkan, dia rela meninggalkan usaha lamanya, yakni berjualan baju distro.
Padahal, Uji sudah berada di industri tersebut sejak 2003, dan meraup pundi-pundi dari usahanya tersebut. Terlebih, dia dikelilingi dengan orang-orang yang juga terjun dalam dunia fashion.
Pertama itu karena lingkungan, terus seneng juga karena temen-temen jualan baju dan ada komunitas yang terus berkembang, kata Uji seperti dikutip dari kanal YouTube PerpalZ TV.
Salah satu hal yang membuat usaha Uji memiliki banyak peminat karena hasil karyanya berbeda dengan yang lain. Dia tak ingin hasil karyanya ditiru oleh orang lain dan akan mengubahnya.
Supaya nggak mainstream, agar ada benang merah di sebuah perusahaan. Dari segi huruf saja sudah beda, kan pada umumnya pada huruf balok. Ini sedikit main ke Eropa-Eropaan lah. Namanya Inspired, ujarnya.
Keunikan ini juga yang dibawa ke PO 27 Trans yang digelutinya pada 2015, setelah 13 tahun menggeluti usaha distro. Ini terjadi karena kecintaannya terhadap dunia otomotif yang akhirnya menggerakkan hatinya untuk membuat perusahaan otobus.
Jadi waktu di distro dulu senengnya otak-atik mobil, nah itu kan tidak menghasilkan malah menghabiskan. Saya nongkrong di Batu, lihat bus pariwisata kok banyak ya. Akhirnya di situ muncul rasa ingin mengkustom bus tapi dapat uang, ucapnya.
Uji mengaku memulai usahanya dengan membeli lima bus bekas dan dimodifikasi sesuai dengan keinginannya, tapi tetap mempertahankan keselamatan penumpang. Setelah memahami cara kerjanya, dia mulai membeli bus baru dan dilakukannya sampai sekarang.
Pada 2016 mencoba bus baru, ternyata ketagihan. Pertama kan karena seneng, utek-utek mobil tapi bisa menghasilkan. Jadi, senengnya muncul terus, ucapnya.
Saat pandemi Covid-19, Uji nekad untuk terjun di transportasi AKAP yang membuatnya merasa menjadi laki-laki sesungguhnya. Pasalnya, persaingan sangat ketat dan sebagai pendatang baru harus meluncurkan sesuatu yang berbeda.
Jadi sebelum pandemi itu sudah punya keinginan untuk membuka AKAP. Saya sudah mencari-cari informasi, bagaimana pola bermain AKAP. Pada waktu itu, memang memberikan layanan sulit, tapi kebutuhan konsumen itu sangat besar. Jadi saya ambil orang-orang yang takut naik bus, mahasiswa, dan penumpang kereta, memang repot tapi kuncinya di situ, katanya.