5 Fakta Menarik Gedung Sate Bandung yang Belum Diketahui Banyak Orang
BANDUNG - Gedung Sate merupakan salah satu ikon Kota Bandung. Gedung bergaya artdeco ini berada di jalan Diponegoro Nomor 22, Kelurahan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.
Bangunan yang telah menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat sejak 1980 ini, kini menjadi tempat wisata favorit bagi wisatawan yang tengah berlibur ke Bandung.
Meski sering kali dijadikan sebagai destinasi wisata, namun masih sedikit yang mengetahui tentang fakta menarik dari Gedung Sate.
Apa sajakah itu? Berikut ini 5 fakta menarik Gedung Sate Bandung yang telah dirangkum dari berbagai sumber:
1. Bangunan proyek pemindahan ibu kota
Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Kota Bandung sebagai ibu kota di negeri jajahannya. Pemilihan kota ini didasarkan pada pertimbangan iklim Bandung yang sejuk plus panorama yang indah.
Konon, iklim Kota Bandung saat itu senyaman Prancis selatan ketika musim panas. Bangunan Gedung Sate_dulu namanya Gouvernements Bedrijven, termasuk salah satu bangunan yang masuk dalam proyek pemindahan ibu kota dari Batavia. Bangunan induk gedung ini selesai dibangun pada 1924.
2. Peletakan batu pertamanya oleh seorang gadis
Biasanya peletakan batu pertama dalam sebuah seremonial dilakukan oleh pejabat atau pimpinan tertinggi. Namun, tidak dengan Gedung Sate.
Pada 27 Juli 1920, peletakan batu pertama justru dilakukan oleh seorang gadis. Ia adalah Johanna Catherina Coops, putri sulung Wali Kota Bandung B. Coops dan Petronella Roelofsen yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.
3. Memadukan arsitektur langgam Timur dan Barat
Berdasarkan data, arsitektur Gedung Sate adalah hasil pilihan Pemerintah Belanda terhadap usul rancangan para arsitek. Saat itu, karya arsitek Ir. J. Berger dan rekan yang terpilih. Pilihan itu tak lepas dari masukan pendapat maestro arsitek Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage.
Gaya arsitektur mengarah pada bentuk arsitektur Indo Eropa yang memadukan wajah Timur dan Barat ditopang teknik konstruksi maju dari Barat. Gedung anggun ini mengingatkan pada gaya arsitektur Italia masa renaisans dan menara bertingkat mirip pagoda.
4. Enam Juta Gulden Maknai Enam Butir \'Sate\'
Biaya enam juta gulden itu dilambangkan dengan sejumlah benda bulat yang menyerupai butir \'sate\' yang berjumlah enam buah. Banyak spekulasi lain soal bentuk benda bulat yang ditusuk tiang ini, ada yang menyebutnya sate, jambu air hingga melati yang berjumlah enam buah.
Penyebutan Gedung Sate ini muncul sebelum tahun 1936, terbukti dari buku Perhimpoenan Saudara yang terbit tahun 1936.
5. Gunakan Fondasi Seperti Candi
Fondasi yang digunakan Gedung Sate menggunakan batuan andesit seperti yang digunakan candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Temur. Ornamen pilar dan relung-relung bergaya Eropa terdapat di seluruh bagian Gedung.
Pada bagian atap digunakan sirap khas Nusantara yang dipadukan dengan konstruksi berangka baja yang menjadikannya sebagai bangunan besar pertama di Hindia Belanda yang menggunakan teknologi ini.
Bangunan utama Gedung Sate menghadap ke arah Gunung Tangkuban Perahu di barat, tujuannya agar mendapatkan pencahayaan alami dari sinar matahari di waktu siang hari.