Tradisi Unik Peresean di Lombok yang Masih Eksis, Pertarungan Gladiator Versi Suku Sasak

Tradisi Unik Peresean di Lombok yang Masih Eksis, Pertarungan Gladiator Versi Suku Sasak

Travel | BuddyKu | Jum'at, 9 Desember 2022 - 16:24
share

LOMBOK, iNews.id - Tradisi unik peresean di Lombok sampai saat ini masih eksis keberadaannya. Pertarungan gladiator versi Suku Sasak ini awalnya tercipta untuk mencari seorang kesatria yang tangguh.

Dalam jurnal yang ditulis Solikatun, Lalu Wirasapta Karyadi, Ika Wijayanti Universitas Mataram dengan judul \'Eksistensi Seni Pertunjukan Peresean pada Masyarakat Sasak Lombok\' membahas bagaimana tradisi ini masih sering ditemui di lombok.

Dalam pelaksananya, peresean akan diikuti dua petarung laki-laki (pepadu). Keduanya di lengkapi dengan senjata tongkat rotan dan perisai. Selain untuk mencari seorang kesatria, tradisi ini juga untuk menguji keberanian para laki-laki suku Sasak. Peresean hanya dilaukan oleh kaum adam.

Aturan mainnya, kedua kesatria ini akan dipandu oleh tiga wasit. Satu wasit mengawasi pertandingan (Pakembar Tengah). Kemudian satu wasit lagi memilih para Pepadu (petarung). Bak pertarungan gladiator, lokasi adu ini berada di lapangan. Tujuannya agar bisa ditonton masyarakat.

Para Pepadu ini akan beraksi selama lima ronde dengan durasi tiga menit setiap rondenya. Larangan dalam tradisi peresean yakni Pepadu tidak boleh memukul badan bagian bawah seperti paha atau kaki. Pepadu boleh memukul bagian atas seperti kepala, pundak atau punggung.

Setiap pukulan memiliki nilai masing-masing, dan. Pemenang Peresean ditentukan dari nilai yang diperoleh setiap rondenya. Para Pepadu akan dinyatakan kalah jika sudah menyerah atau berdarah.

Aturan lainnya menyebutkan jika penjali atau rotan yang dipegang pepadu terjatuh sampai tiga kali maka dinyatakan kalah. Usai bertarung, keduanya kemudian bersalaman dan berpelukan. Ini sebagai tanda damai dan tidak ada dendam usai petarungan.

Topik Menarik