Klenteng Siang Lay, Satu-satunya Bukti Sejarah Jejak Warga Tionghoa di NTT

Sekitar tahun 1800 terdapat beberapa kelenteng yang dibangun oleh warga Tionghoa yang bermigrasi ke Kupang, Nusa Tenggara Timur. Namun dari sekian kelenteng yang dibangun, diketahui saat ini hanya tersisa satu klenteng yang tersisa yaitu Klenteng Siang Lay.

Klenteng Siang Lay berbentuk sebuah bangunan tua. Tempat ibadah ini menjadi penanda kedatangan masyarakat Tionghoa di Nusa Tenggara Timur. Klenteng ini sudah berdiri sejak tahun 1865.

Untuk masuk ke klenteng tersebut kita harus melewati sebuah lorong kecil yang terletak di antara pertokoan di depan terminal Kupang. Dari lorong tersebut tepat di belakang pertokoan akan terlihat sebuah gapura naga khas Tionghoa.

Pada bagian atas gapura terdapat tulisan 1976 Tahun Naga dan beberapa tulisan lainnya yang tidak bisa terbaca dengan baik lagi.

Menurut penuturan Ina, salah satu warga, klenteng tersebut sudah beberapa kali di renovasi karena sempat hancur pada Perang Dunia II. Kemudian dibangun lagi pada tahun 1951.

Seingat saya terakhir renovasi itu tahun 1976 jelas Ina, warga yang telah hidup di samping klentang sejak tahun 1960.

Ina menambagkan untuk nama Klenteng Siang Lay sendiri diambil dari nama pendirinya yaitu Lay Foetlyn dan Lay Lanfy. Siang Lay berarti marga Lay atau milik keluarga Lay.

Sekarang yang tinggal di kelenteng atau yang kini dikenal Rumah Abu itu adalah cucu dari generasi ke sekian yang sudah semuanya sudah beragama Kristen.

Biasanya kalau Tahun Baru Imlek pasti ada orang-orang yang datang berkunjung di tempat ini. Terang Ina.

Kelenteng ini menjadi warisan leluhur sekaligus menjadi bukti sejarah kedatangan awal bangsa Tionghoa di NTT. Bagi kamu yang ingin berkunjung, Klenteng Siang Lay atau Rumah Abu ini terletak di Jalan Soekarno, Kelurahan Lai Lai Bisi Kopan, Kecamatan Kota Lama, Kupang, NTT.

Artikel menarik lainnya:

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join Z Creators dengan klik di sini .