Weekend Story: Miftah Lepas Jabatan Utusan Presiden, Buah Pahit Rendahkan Orang Lain

Weekend Story: Miftah Lepas Jabatan Utusan Presiden, Buah Pahit Rendahkan Orang Lain

Terkini | inews | Minggu, 8 Desember 2024 - 07:05
share

JAKARTA, iNews.id - Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Gus Miftah, seorang tokoh agama yang dikenal luas mendadak menjadi sosok yang kontroversial. Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman, Yogyakarta itu menuai kecaman luas dari publik setelah videonya mengolok-olok pedagang es teh viral di media sosial.

Bahkan, yang disesalkan publik kata-kata yang dinilai tidak pantas dan merendahkan pedagang itu dilontarkan Miftaf terhadap pedagang es teh bernama Sunhaji di depan orang banyak saat acara Magelang Bersholawat pada 20 November 2024, Jawa Tengah. 

Kecaman ini terus bergulir hingga muncul petisi di Change.org yang menuntut pemecatan Miftah dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Beragama dan Pengembangan Fasilitas Keagamaan.

Pada Jumat (6/12/2024), Miftah mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi tersebut dalam konferensi pers di Yogyakarta. Dia mengungkapkan, keputusannya diambil secara sukarela dan tanpa tekanan dari pihak manapun. 

Infografis Gus Miftah Mundur dari Utusan Khusus Presiden

Selain itu, Miftah juga mengunjungi rumah Sunhaji pedagang es teh yang diolok-olok tersebut di Magelang untuk meminta maaf secara langsung. 

Usai peristiwa itu, banyak yang iba dan simpati terhadap Sunhaji. Bantuan mengalir kepada pedagang es teh tersebut, dalam bentuk uang hingga umrah serta dana pendidikan untuk anak-anaknya.

Kontroversi ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menjaga ucapan dan sikap, terutama bagi tokoh publik yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi semua untuk lebih menghargai dan menghormati sesama, tanpa memandang status sosial.

Kisah Miftah dan Sunhaji juga memberikan beberapa pelajaran penting, terutama berhati-hati dalam berbicara. Setiap ucapan, apalagi seorang tokoh publik, bisa berdampak luas. 

Sangat perlu berhati-hati dalam memilih kata-kata dan memastikan, ucapan itu tidak menyakiti atau merendahkan orang lain.

Kasus Miftah ini juga menjadi pengingat bagi semua tentang pentingnya menjaga etika serta sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain. Tindakan menghina atau merendahkan orang lain, siapa pun dia, tidak dapat dibenarkan.

Kritik Sekaligus Pesan Tokoh untuk Miftah

Putri bungsu Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid merespons video viral Miftah. Dia menilai memborong dagangan bukan kewajiban, melainkan menjaga harkat dan martabat sesama manusia.

"Ga ada gunanya kamu sok mborong es tehnya kalo kamu merendahkan Beliau di depan publik. Yg wajib itu menjaga harkat martabat sesama manusia, bkn mborong dagangan," kata Inayah Wahid melalui akun X @inayawahid.

Menurutnya, profesi sebagai pedagang es teh lebih mulia dibanding memperdagangkan agama. "Susah emang kalo pemuka agama jalur ngaku2 bukan jalur ngilmu. Lebih mulia dagang es teh daripada dagang agama," katanya.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis turut mengkritik Miftah yang mengolok-olok pedagang es teh saat mengisi pengajian. 

Ucapan yang dilontarkan Miftah dinilai tidak etis. “Ya, meskipun sambil ketawa mungkin bercanda, ucapan itu tak baik dikatan apalagi di depan publik oleh penceramah dan pejabat publik. Perlu kematangan diri sang penceramah dlm menanggapi sesuatu sehingga tdk kontra produktif,” tulis Cholils dalam akun Instagramnya.

Topik Menarik