Makam Kuno Islam Kota Tangerang Berantakan, Peneliti: Perlu Kajian Arkeologis dan Iknografi Terbaru

Makam Kuno Islam Kota Tangerang Berantakan, Peneliti: Perlu Kajian Arkeologis dan Iknografi Terbaru

Terkini | banten.inews.id | Jum'at, 6 Desember 2024 - 16:30
share

TANGERANG, iNewsBanten - Kota Tangerang tidak hanya dikenal sebagai kota multietnis. Kelompok etnis dari etnis lokal terdiri dari Sunda, Jawa, dan Betawi, sedangkan etnis yang berasal dari luar Indonesia, utamanya terdiri dari etnis Arab dan Tionghoa. Hal ini menyebakan Kota Tangerang merupakan kota multietnis karena merupakan wilayah urban Jabodetabek.

Selain itu, Kota Tangerang juga memiliki 9 cagar budaya yang memiliki nilai sangat penting. Adapun kesembilannya adalah LP Anak Wanita, LP Anak pria, LP Pemuda klas 2, Pintu Air Pasar Baru, Stasiun Kereta Api Tangerang, Museum Benteng Heritage, Vihara Boen San Bio, Vihara Boen Tek Bio dan Masjid Kalipasir.

Dany Albattawi Mahasiswa Sejarah Indraprasta PGRI Jakarta sempat melakukan penelitian Masjid Kalipasir dan Makam-Makam Kuno tersebut. Ia menjelaskan meskipun Masjid Kalipasir sudah terdaftar sebagai cagar budaya kota Tangerang, namun perlu adanya pengkajian lanjutan terkhusus kajian arkeologis.

"Kajian arkeologis lebih dalam tentang empat pilar kayu masjid yang menurut warga sekitar telah ada sejak abad ke 15 tetap perlu dilakukan kajian," kata Dany.

 

Lebih lanjut Dany menyoroti kondisi fisik makam yang terlihat berantakan, baginya sangat disayangkan jika situs sejarah ini tidak diperhatikan dan dirawat oleh Pemerintah Kota Tangerang.

"Namun sayangnya kondisi makam-makam ini sudah berantakan dan perlu mendapat perhatian dari pelestari budaya dan juga pemerintah kota mengingat bangunan tersebut adalah cagar budaya. Juga perlu adanya pengkajian lanjutan terkhusus kajian arkeologis terbaru yang meneliti ikonografi yang terukir pada nisan kuno tersebut," pungkas Dany.


Kondisi makam saat peneliti dan dokumenter mengunjungi masjid | (Foto: Arel Fariq)
 

Hal ini senada yang disampaikan Dany, Pemerhati Kebijakan Kota Tangerang Ervin Suryono juga mengatakan bahwa Kota Tangerang ini memiliki situs-situs budaya yang musti dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat Kota.

"Sebuah kota harus terus melekat pada sejarah dan kebudayaannya. Itu yang dikemudian hari akan memunculkan identitas sebuah kota itu sendiri. Bagaimana sejarah dan kebudayaan kota harus dihidupkan dan dilestarikan untuk menjadi martabat kota," ujar Ervin.

 

Ervin juga menginformasikan selain kesembilan cagar budaya yang sudah tercatat, terdapat salah satu bentuk peninggalan keberadaan Islam di Nusantara yakni dengan adanya makam-makam kuno yang keberadaannya tepat bersebelahan dengan Masjid Kalipasir. 

"Makam-makam itu harus juga diperhatikan dan perlu adanya pengkajian lanjutan terkhusus kajian arkeologis, saya rasa ini bentuk rasa peduli kita terhadap nilai-nilai sejarah kota Tangerang," lanjut Ervin ketika diwawancarai, Jumat (6/12) 2024.


Ukiran nisan tua yang berada di makam Masjid Kalipasir | (Foto: Arel Fariq)
 

Menurut penelusuran, tokoh-tokoh yang dimakamkan di area pemakaman ini adalah Syekh Ramdan atau Tumenggung Aria Ramdan, Tumenggung Aria Wijaya, Tumenggung Aria Satudilaga, Syaikh Ahmad, Nyai Ratu Murtafiah, Istri Sultan Surya/Sultan Ageng Tirtayasa, dan lainnya. 

Adapun corak makam ini mirip seperti gaya makam Aceh. Selain itu hal yang menarik mata penulis adalah ukiran yang terdapat di nisan-nisan kuno tersebut bercorak bunga dan matahari.

Topik Menarik