Viral di TikTok, Ini Makna Surat Ar-Ra'd Ayat 5 yang Berkaitan dengan Kasus Gus Miftah dan Penjual Es Teh
Surat ke-13 atau dikenal sebagai Surat Ar-Ra’dayat 5, saat ini sedang ramai diperbincangkan publik, khususnya di media sosial TikTok. Ayat ini tiba-tiba menjadi sorotan karena dianggap memiliki kaitan dengan kasus Gus Miftah, seorang dai kondang, dan Sunhaji, seorang penjual es teh.
Fenomena ini menarik perhatian banyak netizen, khususnya di platform TikTok dan Facebook, hingga menjadi perbincangan hangat.
Kisah ini bermula dari sebuah video yang memperlihatkan momen Gus Miftah mengucapkan guyonan kasar kepada Sunhaji saat acara pengajian di Magelang.
Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat melontarkan kata-kata yang dianggap tidak pantas, sementara jamaah justru tertawa terbahak-bahak. Aksi ini menuai kritik tajam dari netizen, yang merasa empati terhadap Sunhaji, seorang pedagang sederhana yang ingin mencari nafkah.
Setelah video itu menjadi viral, Gus Miftah menyampaikan permintaan maaf melalui sebuah video klarifikasi, dan bahkan mendatangi rumah Sunhaji untuk meminta maaf secara langsung.
Namun, polemik ini belum mereda. Netizen mulai mengaitkan peristiwa tersebut dengan Surat Ar-Ra’d Ayat 5 dalam Al-Qur'an, dan mengungkap hal yang mengejutkan.
Disebutkan bahwa saat peristiwa itu terjadi, Sunhaji membawa baki yang di atasnya terdapat 13 botol air mineral dan 5 gelas es teh. Hal itulah yang membuat netizen menghubungkannya dengan Surat Ar-Rad(13) ayat 5 ini.
Surat Ar-Rad ayat 5 beserta Terjemahannya
[arabOpen]وَ اِنۡ تَعۡجَبۡ فَعَجَبٌ قَوۡلُهُمۡ ءَاِذَا كُنَّا تُرٰبًا ءَاِنَّا لَفِىۡ خَلۡقٍ جَدِيۡدٍ ؕ اُولٰۤٮِٕكَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِرَبِّهِمۡۚ وَاُولٰۤٮِٕكَ الۡاَغۡلٰلُ فِىۡۤ اَعۡنَاقِهِمۡۚ وَاُولٰۤٮِٕكَ اَصۡحٰبُ النَّارِۚ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَ [arabClose]Artinya: "Dan jika engkau merasa heran, maka yang mengherankan adalah ucapan mereka, 'Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?' Mereka itulah yang ingkar kepada Tuhannya; dan mereka itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya. Mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
Kesesuaian antara terjemahan ayat tersebut dengan kondisi yang dialami Sunhaji membuat banyak orang berpikir bahwa tidak ada kejadian yang bersifat kebetulan.
Semuanya dianggap sudah menjadi kehendak Allah SWT. Bahkan hal tersebut memancing berbagai reaksi di media sosial dan banyak orang merasa merinding melihat keterkaitan antara jumlah dagangan yang dibawa Sunhaji saat itu dengan ayat tersebut.
Berbagai komentar bermunculan di media sosial. Beberapa orang menganggap ini sebagai cara Allah untuk mengangkat derajat Sunhaji setelah menjadi korban olokan.
Ada pula yang berpendapat bahwa ini adalah pengingat bagi Gus Miftah agar lebih berhati-hati dalam bertutur kata.
“Cara Allah menaikkan derajat tukang es melalui Gus Miftah”, tulis A*** TikTok.
“Ingatlah jika ada yang menyakitimu jangan mudah sakit hati, mungkin itu cara Allah untuk mengangkat derajatmu”, komen S*h*_Bs*o.
“Berarti takdir bapak penjual es teh dijatuhkan, dihina, lalu diangkat derajatnya sama Allah dari perantara manapun. MasyaAllah sungguh nyata sekali surah 13 ayat 5 ini”, tulis J*i* dalam kolom komentar.
“Ini cara Allah mengangkat derajatnya, insyaAllah sehat selalu pak, akan manis pada akhirnya seperti es teh mu yang manis menyegarkan”, tulis **ar*s.
Komentar seperti itulah yang banyak bermunculan, dan beberapa lainnya bahkan menilai kejadian ini sebagai pembuka tabiat seseorang.
Kasus ini mengajarkan banyak hal tentang pentingnya menjaga lisan, khususnya bagi figur publik seperti Gus Miftah, dan Bagi Sunhaji, meskipun menjadi korban ejekan, peristiwa ini malah mengangkat namanya dan bahkan menuai simpati publik yang luas.
Itulah yang terjadi dibalik viralnya surat ke-13 ayat 5 yang ramai dikaitkan netizen dengan kasus Gus Miftah dan Sunhaji. Viralnya surat tersebut menunjukkan bagaimana media sosial bisa menjadi alat untuk menyampaikan pesan spiritual.
Semoga dari kejadian ini, kita semua dapat belajar untuk lebih bijaksana dalam bertutur kata dan memperlakukan orang lain dengan penuh hormat. Hal ini sekaligus menjadi pengingat bahwa setiap peristiwa di dunia ini bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari rencana Allah SWT.MG/Inda Farahainnisa