Warga dan Netizen Kecam Unjuk Rasa di KPU Subang saat Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 Berlangsung
SUBANG, iNewsBandungRaya.id - Warga dan netizen mengecam keras aksi unjuk rasa sekitar 150 orang yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Subang di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Subang saat rekapitulasi suara Pilkada Subang 2024 berlangsung, Selasa (3/11/2024).
Informasi yang diperoleh menyebutkan, penanggung jawab unjuk rasa pria berinsial ML dan koordinator lapangan DK. Dalam aksinya, pendemo berorasi dan membentangkan selebaran yang isinya menggugat hasil rekapitulasi suara Pilkada Subang 2024.
Mereka datang dengan membawa mobil komando yang dilengkapi sound system dan beberapa banner berisi tulisan kekecewaan. Pengunjuk rasa meneriakan tuntutan pengusutan dugaan money politics dalam Pilkada Subang 2024. Mereka juga menuntut proses rekapitulasi suara ditunda dan menuding data manipulasi data oleh penyelenggara pemilu.
Akibat aksi itu, aktivitas komisioner KPU Subang dan warga terganggu. Pendemo memenuhi jalan di depan kantor KPU Subang hingga terjadi kemacetan lalu lintas. Situasi tegang mewarnai proses pleno rekapitulasi hasil Pilkada Kabupaten Subang 2024 itu.
Diduga Massa Bayaran
Sejumlah saksi mata menyebutkan, sebagian besar pengunjuk rasa bukan warga Subang. Bahkan, massa menerima uang setelah aksi selesai. Hal ini menimbulkan spekulasi, di balik aksi demo tersebut dimobilisasi dan digerakkan oleh dua tokoh Subang dengan tujuan tertentu.
Pengamat politik Subang menilai, aksi ini bisa jadi merupakan upaya untuk mempengaruhi proses rekapitulasi suara yang sedang berlangsung di KPU dan berpotensi memengaruhi hasil pilkada.
"Jika terbukti massa pengunjuk rasa bayaran, tentu bisa merusak integritas proses demokrasi di Pilkada Subang 2024," kata pengamat politik lokal yang enggan disebutkan namanya.
Terkait dugaan massa bayaran tersebut, aparat keamanan telah memeriksa beberapa orang yang terlibat dalam aksi tersebut untuk mengungkap kebenaran. KPU dan Bawaslu Subang juga melakukan mediasi dengan beberapa perwakilan pendemo untuk meredam aksi tersebut.
Ketua KPU Subang Abdul Muhyi mengatakan, KPU Subang bukan antikritik. Namun KPU melaksanakan tahapan rekapitulasi sesuai mekanisme dan prosedur yang berpedoman kepada Peraturan KPU (PKPU) 2024.
"Tentunya bapak ibu sekalian, persoalan puas dan tidak puas, bisa disampaikan sesuai ketentuan dengan laporan atau gugatan apabila ada perselisihan hasil pemilihan (PHP)," kata Ketua KPU Subang.
Abdul Muhyi menegaskan, proses rekapitulasi hasil Pilkada Subang 2024 tetap dilanjutkan sesuai prosedur yang berlaku. "Saya tekankan, jaga ketertiban selama proses demokrasi berlangsung," ujar Abdul Muhyi.
Ketua Bawaslu Subang Achmad Mansyur mengatakan, menghargai penyampaian aspirasi dan pendapat di muka umum. "Saya sangat hargai. Makanya saya menemui pengunjuk rasa yang ingin menyampaikan pendapat. Saya tidak alergi," kata Ketua Bawaslu Subang.
Achmad Mansyur menyatakan, perlu diketahui, Bawaslu Subang memiliki keterbatasan jumlah pengawas. Setiap informasi yang masuk, baik saat kampanye maupun masa tenang, sedang ditelusuri.
"Namun kami mempunyai batasan kewenangan dan norma yang mengatur jenis pelanggaran. Yang masuk aspek pidana pemilu tentu akan melalui proses pengujian dan terpenuhi syarat-syarat pelaporan pelanggaran. Terkait ini, ada Satgas Gakkumdu dari kejaksaan, kepolisian dan pengadilan negeri," ujar Achmad Mansyur.
Tokoh Bicara
Dalam acara debat di salah satu stasiun televisi nasional padal 28 November 2024 palu, Maruarar Sirait mengatakan, "Memang kalah itu berat, jangan marah. Kepercayaan publik tinggi. Ya sudah terima itu. Pilkada aman. Kami di Jakarta sudah terima kok. Kalo kalah kita terima kok. Apa kami demo marah-marah? Gak! Kata Pak Prabowo, kita kalah di Jakarta kita terima, kita kalah kita terima, tidak cari-cari alasan."
Tokoh pemuda yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, aksi demontrasi tadi yang dipimpin oleh ML, sangat disayangkan. Sebab, kata-kata dan konteks bicaranya tidak patut dicontoh masyarakat.
"Ada kata-kata kasar dan arogansinya sangat kental dengan premanisme," ujar pemuda yang aktif di Karang Taruna itu.
Menurut dia, seharusnya pendemo jangan mau dijadikan boneka untuk satu tujuan yang salah. "Tong asa aing abongkena pangsiunan TNI bebas make bahasa anu kasar," ujarnya.
Rahmat Abdul Somad, tokoh masyarakat Subang pun menilai aksi unjuk rasa di KPU Subang terjadi karena rasa ketidakpuasan pasangan calon (paslon) yang kalah terhadap Pilkada Subang. Masyarakat Subang sangat menyayangkan aksi demo tadi siang (Selasa 3/12/2024)," kata Rahmat.
Secara pribadi, ujar Rahmat, demo di KPU Subang tidak bermoral dan tidak sopan dalam menyampaikan pendapat. "Pihak kepolisian pun telah mengingatkan bahwa aksi yang mengganggu proses rekapitulasi suara dapat dikenakan sanksi hukum," ujarnya.
Ini Kata Nitizen di Instagram dan Tiktok
Sejumlah netizen di Instagram dan Tik Tok turut berkomentar pedas terkait unjuk rasa di KPU Subang.
@_noirachives: "coba yang sadar diri, paslon 01 pun sama banyak penipuan/kecurangan, sama-sama politik uang, intinya masyarakat tidak membutuhkan Jimat (Ruhimat) 2 periode karena karyanya tidak terlihat, tidak ada pijakannya di masyarakat, yang miskin tetap miskin, yang kaya tetap kaya diberi proyek hanya oleh Jimat, bahkan organisasi dan pengusaha."
@Ediswijaya: "aliansi masyarakat subang yang mana? Yang demo cuman ormas."
@Sheilla_marceilla: "kira-kira berapa ya bayarannya? dulu jaman ikut demo bayarannya 100rb perorang."
@bubu.dzakir: "dari semua komen ternyata banyak yang kecewa dengan hasil kepemimpinan Jimat (Ruhimat), jujur pak saya golput tapi senang yang terpilih 02 karena masyarakat Subang berharap memang ada perubahan pada Bupati terpilih sekarang."
@_noirachives: "5 tahun jalan amburadul di kota, bahkan pedesaan di pelosok Subang."
@Ariefinbeda: "muhun A. ieu mah sanes pembelaan tapi sudahlah ini real pilihan sebagian rakyat Subang ingin ada perubahan. Sebagian rakyat Subang yang tidak dapat pun sudah bulat dengan pilihan 02."
@Hendra.peter: "saya dikasih 50k sama 01 tapi nyoblos 02."
@Asepruhimatspt: "iya itu pilihan rakyat toh bedanya juga 15 persen."
@ediswijaya62: "yang 20rb dimasalahkan tapi mereka kasih lebih besar 100rb."
@Cuculinda42: "no 1 tidak menerima kekalahan."
@Naynay gomes: "no 1 tidak terima kekalahan karna udah abis-abisan kampanye ngundang artis."
@Chep bolie: "duit t nomer 1 mah te d bagiken meren ku tim sukses na jd weh eleh."