UI Edukasi Siswa SD untuk Cintai Lingkungan sejak Dini
Tim pengabdian masyarakat Universitas Indonesia ( UI ) memberikan edukasi akan perlunya cinta lingkungan dan praktik memanfaatkan sampah menjadi barang bermanfaat kepada siswa SDN 1 Bojong Rawalumbu, Bekasi.
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat akan membawa konsekuensi pada semakin meningkatnya volume sampah yang ada. Perubahan gaya hidup, diantaranya dengan kemudahan membeli kebutuhan pada platfom digital turut mendorong meningkatnya sampah kemasan, termasuk plastik.
Pada tahun lalu, SIPSN dari KLHK menunjukan volume sampah di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 69,9 Juta Ton. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menganalogikan sampah di TPA Bantar Gebang seperti tinggi Gedung 16 lantai.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) UI untuk program Edukasi Cinta Lingkungan Melalui Pengurangan Limbah Sampah Plastik Yuki Wardhana mengatakan, Kita harus mengurangi sampah mulai dari titik awal sampah di produksi, salah satunya bersumber dari rumah tangga. Jika sampah berkurang dari titik awal, maka tahap selanjutnya di tempat penampungan sementara sampai dengan tempat pembuangan akhir.
"Jika berbicara sampah di level keluarga, maka peran edukasi orang tua dan sekolah menjadi sangat penting. Anak-anak saat ini sebagai pengguna produk, sekaligus penghasil sampah akan menentukan sampah kita di masa yang akan dating," katanya melalui siaran pers, Sabtu (23/11/2024).
Pengabdian masyarakat UI kepada siswa SD ini didukung Direktorat Pemberdayaan dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Rokan, Labtek Apung, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan kolaborasi dari dosen dan mahasiswa dari SIL (Sekolah Ilmu Lingkungan) Universitas Indonesia yang diketuai oleh Yuki Wardhana sebagai ketua tim Pengabdi serta Anisatul Auliya, Marsdenia, Andro Ramada sebagai anggota pengabdi.
"Kegiatan ini sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bertujuan memberikan manfaat kepada masyarat secara luas khususnya anak-anak yang perlu memahami gaya hidup low waste sejak dini, sehingga dapat menjadi karakter mereka di masa yang akan datang," tambah Yuki.
Perwakilan SDN 1 Bojong Rawalumbu Abdul Munir mengatakan, para murid terlihat antusias mengikuti penjelasan serta workshop yang dilakukan tim Pengmas UI. Ia berharap pengetahuan tentang sampah ini bisa menjadi bekal para muridnya untuk menjadi generasi yang sadar dengan sampah.
"Mereka adalah generasi produktif pada saat Indonesia Emas 2045, jadi sangat penting memperoleh edukasi ini. Kami sangat senang dan mendukung apa yang dilakukan tim Pengmas UI, apalagi yang datang adalah dosen dan mahasiswa Sekolah Ilmu Lingkungan yang sangat paham mengenai sampah," katanya.
Kegiatan pengmas UI dimulai dengan mengedukasi murid-murid tentang sampah, bahaya dan cara mengurangi serta mengelola sampah. Setelah itu, para murid SDN 1 Bojong Rawalumbu diajak oleh tim Pengmas UI untuk membuat kerajinan tangan berupa pot dan tempat pensil yang dibuat dari tutup botol.
Antusiasme yang sangat tinggi ditunjukan pada murid. "Aku takut lautku dipenuhi sampah dan akhirnya ikan bisa mati, ternyata sampah plastik sangat jahat," ujar Algi salah satu murid SDN 1 Bojong Rawalumbu.
"Ternyata sampah dapat diolah menjadi barang yang dapat dipergunakan, tapi mengurangi penggunaan sampah plastik juga penting," ujar murid lainnya.