Plafon Bocor, AC Rusak, CCTV Mati di RSUD Malingping Jadi Keluhan Warga ke DPRD Banten Ade Rahmat
LEBAK, iNewsLebak.id - Anggota DPRD Provinsi Banten Ade Rahmat Hidayat (ARH) meminta RSUD Malingping memperhatikan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit.
Hal ini dikatakan Ade Rahmat usai agenda Sosialisasi Perda (Sosper) di Desa Rahong, Kecamatan Malingping, Lebak, Banten, Rabu (20/11/2024) siang. Ia mengatakan warga banyak mengeluh soal sarpras di RSUD Malingping.
“Saya mendapat keluhan dari warga terkait sarana dan prasarana di RSUD Malingping yang kurang mendapat pemeliharaan. Seperti atap plafon yang bocor, AC rusak, ruang tunggu, dan CCTV yang tak berfungsi,” ucap Ade Rahmat.
Atas keluhan masyarakat tersebut, politisi NasDem ini pun berjanji akan melakukan komunikasi dengan Komisi V DPRD Banten. “Saya akan sharing dengan Komisi V, karena Dinas Kesehatan bukan mitra kerja saya di Komisi IV,” lanjut Ade Rahmat.
Namun, Ade Rahmat menegaskan bahwa persoalan atau keluhan yang dirasakan masyarakat boleh dilayangkan kepada wakil rakyat manapun, “DPR harus siap menampung keluhan, unek-unek, aspirasi dari rakyat. Tinggal kami follow up dan tindak lanjuti kemana arahnya untuk dicarikan solusi,” ujarnya.
Legislator Dapil Kabupaten Lebak ini pun meminta RSUD Malingping dan Dinas Kesehatan Banten untuk memaksimalkan penyerapan anggaran perawatan dan pemeliharaan bangunan serta sarana dan prasarana penunjang lainnya.
“Sebagai wakil rakyat saya mengimbau kepada RSUD Malingping dan Dinkes Banten segera lakukan perbaikan dan serap anggaran secara maksimal yang ada kaitannya dengan pemeliharaan gedung dan sarpras. Agar masyarakat dan pasien nyaman serta puas dengan layanan RSUD Malingping,” pungkas Ade Rahmat.
Sementara itu, Humas RSUD Malingping Edi Yulia Ramdan mengatakan ucapan terima kasih atas masukan dari Anggota DPRD Banten Ade Rahmat Hidayat. Ia menjelaskan beberapa hal terkait keluhan-keluhan tersebut.
“Perihal CCTV dan beberapa alat medis dan elektronik lainnya (AC-red) itu berkaitan dengan tegangan listrik yang tidak stabil. Pada saat down sampai 180 yang standarnya 220, menyebabkan komponen rusak hingga menyebabkan peralatan tidak berfungsi, CCTV gagal rekam, AC panas, alat medis tidak berfungsi baik,” ungkapnya.
“Sedangkan untuk kebocoran diakibatkan dai AC yang tidak berfungsi maksimal, hingga menyebakan kebocoran di AC dan mengakibatkan kerusakan pada plafon. Namun semua itu dalam proses penanganan dan perbaikan. Semoga bisa cepat rampung dalam rangka memberikan layanan yang maksimal kepada pasien,” pungkas Edi.