Soal Insiden Puluhan Siswa SD Mual dan Muntah, Disdikpora Desak Prioritaskan Keselamatan Siswa
KARAWANG, iNewsKarawang.id – Insiden keracunan yang menimpa puluhan siswa SDN Tanjungpura 4 Karawang yang diduga akibat kebocoran gas dari PT Arbith Energy Perkasa kini menjadi perhatian publik.
Para siswa dilaporkan mengalami gejala mual dan pusing, bahkan beberapa di antaranya muntah, setelah terpapar bau gas yang menyengat.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Karawang, Yanto, langsung meninjau lokasi pada Rabu (20/11/2024). Kehadirannya disambut para guru yang menceritakan situasi darurat tersebut.
“Saat kejadian, ada satu siswa yang muntah, tapi yang merasa mual jumlahnya puluhan. Kami terpaksa memulangkan anak-anak lebih awal. Bahkan saya sendiri merasa pusing akibat bau itu,” ungkap salah seorang guru.
Menanggapi hal ini, Yanto menegaskan bahwa keselamatan siswa harus menjadi prioritas.
“Kami mendesak semua pihak, terutama perusahaan, untuk memprioritaskan keselamatan anak-anak. Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar,” tegasnya.
DLHK Turun Tangan, Soroti Potensi Bahaya Gas
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang juga bergerak cepat. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup DLHK, Meli, menyatakan pihaknya akan memeriksa langsung proses penyulingan gas di PT Arbith Energy Perkasa untuk memastikan apakah standar operasional perusahaan sudah sesuai.
“Kami belum bisa memberi kesimpulan. Namun, jika paparan gas ini terus terjadi, efek jangka panjangnya bisa serius, termasuk risiko kanker, mengingat ini gas hidrokarbon,” jelas Meli.
Pihak Perusahaan Bantah Gas Beracun
Manager PT Arbith Energy Perkasa, Iwan, membantah klaim bahwa gas tersebut berbahaya bagi kesehatan. Ia menjelaskan, bau menyengat itu bukan dari gas beracun, melainkan ditambahkan untuk mendeteksi kebocoran.
“Gas ini aslinya tidak berbau, tapi dicampur zat khusus supaya kebocorannya terdeteksi. Jadi, bau itu bukan tanda gas beracun. Pekerja kami sudah belasan tahun terpapar dan tetap sehat,” ujar Iwan.
Ia juga menegaskan bahwa kebocoran berasal dari tabung gas, bukan dari tangki utama perusahaan.
“Bau ini berasal dari tabung yang bocor, dan kami langsung mengevakuasi tabung tersebut untuk mengatasi masalah,” tandasnya.