Kontras! Jeff Bezos Makin Kaya, Mantan Istri MacKenzie Justru Jual Saham Amazon Rp124 Triliun untuk Amal
Di tengah booming pasar saham yang membuat kekayaan Jeff Bezos semakin bertambah, mantan istrinya, MacKenzie Scott, justru membuat gempar dengan aksi kemanusiaannya. Ia baru saja menjual saham Amazon senilai USD8 miliar (Rp124 triliun) untuk didonasikan ke berbagai organisasi amal di seluruh Amerika Serikat.
Scott, yang menerima sejumlah besar saham Amazon setelah bercerai dengan Jeff Bezos pada tahun 2019, memutuskan untuk menggunakan kekayaannya untuk membuat perubahan positif di dunia. Ia tercatat telah menjual atau menyumbangkan 255 juta saham Amazon senilai sekitar USD37 miliar (Rp573 triliun) dalam waktu kurang dari enam tahun.
Perjalanan Hidup MacKenzie Scott
Scott adalah seorang novelis dan dermawan. Setelah lulus dari Universitas Princeton, ia pindah ke New York City untuk mengejar mimpi menjadi seorang penulis. Ia pernah bekerja sebagai pelayan untuk membayar tagihan, dan pengalaman hidup yang sulit itulah yang membentuk keinginannya untuk membantu orang lain yang membutuhkan.Donasi untuk Berbagai Lembaga Amal
Beberapa lembaga yang telah menerima donasi dari Scott antara lain:- Housing Trust Silicon Valley: Menerima USD30 juta (Rp465 miliar) untuk menyediakan perumahan terjangkau.
- Jewish Vocational Service di Boston: Menerima USD7 juta (Rp108 miliar) untuk membantu keluarga mencapai stabilitas keuangan.
- Scott telah memberikan lebih dari USD17 miliar (Rp263 triliun) kepada lebih dari 2.300 organisasi nirlaba, menjadikannya salah satu dermawan terbesar di Amerika Serikat.
Fokus pada Organisasi Komunitas
Berbeda dengan para miliarder lainnya, Scott memfokuskan donasinya pada organisasi-organisasi kecil berbasis komunitas. Ia sering memberikan dana tanpa batasan, memungkinkan organisasi tersebut menggunakan uang sesuai kebutuhan mereka."Memberi donasi dari Scott lebih dari sekadar uang. Ini juga merupakan tanda kepercayaan, yang dapat membantu mereka mendapatkan lebih banyak donasi dari orang lain," tulis Adrian Volenik dalam artikelnya.