Wajib Tahu, Riset Terbaru Ungkap Pengaruh Tembakau ke Kesehatan Rongga Mulut
Riset terbaru mengungkapkan pengaruh tembakau pada kesehatan rongga mulutperokok. Penelitiantersebut diuji ke 15 peserta dalam sebuah eksperimen selama 18 bulan, tujuannya untuk membandingkan efek yang ditimbulkan terhadap rongga mulut pada masing-masing kelompok eksperimen.
Riset dilakukan Unpad yang berkolaborasi dengan The Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR) Universitas Catania, Italia. Subyek penelitian adalah perokok, pengguna produk tembakau alternatif yang beralih dari merokok, dan non-perokok dalam rentang usia 18-45 tahun.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Amaliya, drg., M.Sc., PhD menjelaskan, variabel pertama dalam riset ini dilihat dari kesehatan gusi. Gusi perokok cenderung berwarna hitam akibat penyempitan pembuluh darah. Kedua, akumulasi plak yang memperburuk kebersihan gigi. Ketiga, kadar antioksidan. Keempat, penanda kerusakan tulang.
Saksikan Live Streaming Debat Kedua Pilkada Jakarta 27 Oktober di SINDOnews Pukul 18.00 WIB
Amaliya mengungkapkan, orang yang merokok lebih rentan mengalami kerusakan tulang gigi. Variabel kelima adalah penanda peradangan secara sistemik yang juga merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.
"Yang terakhir dari pewarnaan gigi. Kelihatan kalau orang yang merokok itu giginya hitam-hitam atau kuning-kuning. Dengan berpindah itu (ke produk tembakau alternatif), gigi menjadi lebih bersih," ujarnya, dikutip 22 Oktober 2024.
Amaliya mengatakan penggunaan produk tembakau alternatif memperlihatkan penanda kerusakan gigi yang menurun, bila dibandingkan dengan penggunaan rokok konvensional.
"Produk tembakau alternatif seperti vape dan produk tembakau yang dipanaskan tetap mengalirkan nikotin dengan tidak melalui pembakaran ataucombustion free nicotine delivery system. Tidak adanya hasil pembakaran seperti tar dan zat-zat racun memungkinkan produk tersebut risikonya turun sekitar 90 persen," kata Prof Amaliya dalam keterangan, di Jakarta, Senin (21/10).
Riset menunjukkan fakta bahwa para perokok yang beralih ke produk tembakau alternative mengalami peningkatan kualitas kesehatan gusi dan jaringan pendukung gigi. Prof Amaliya menjelaskan hasil riset menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif berhasil mengurangi risiko yang berkaitan dengan rokok.
Pengguna produk tembakau alternatif yang beralih dari kebiasaannya, kadar penanda kerusakan tulang giginya menurun signifikan. Artinya, peradangan secara sistemik juga menurun.
"Pada pengguna vape, akumulasi plak di gigi pun menurun dibanding yang terus merokok. Giginya juga bersih, beda dengan orang merokok yang giginya hitam atau kuning. Selain itu, penanda penyakit jantung pada pengguna produk tembakau alternatif juga terlihat menurun sejak tiga bulan pertama eksperimen," tambahnya.
Amaliya menambahkan rokok itu radikal bebasnya tinggi sehingga antioksidan pada perokok akan turun. Sementara yang beralih ke produk tembakau alternatif, justru antioksidannya meningkat.
Meski demikian, Amaliya menyampaikan yang terbaik bagi perokok adalah berhenti merokok. "Namun, kita harus paham bahwa banyak perokok yang tidak bisa berhenti total sehingga bisa diberikan opsi beralih dari kebiasaan merokok dengan produk tembakau alternatif," ucapnya.