5 Fakta Masjid Omari Raya, Masjid Raya Gaza yang Dihancurkan Israel
Masjid Raya Gaza atau Masjid Omari Rayaadalah sebuah masjid raya yang terletak di tengah kota Gaza, Palestina. Masjid Omari memiliki signifikansi yang besar bagi sejarah dan kepercayaan islam di Gaza.
Akan tetapi pada tanggal 4 Desember 2023, Pasukan Israel melakukan serangan terhadap masjid raya tersebut dengan alasan tertentu yang mengakibatkan kehancuran yang besar bagi infrastruktur masjid.
Oleh karena itu, serangan yang dilakukan Israel mengancam kegiatan beribadah rakyat Gaza dengan menghancurkan salah satu masjid terbesar Gaza serta mengancam keberadaan situs bersejarahdari berabad-abad yang lalu.
Lantas, fakta apa saja yang dimiliki Masjid Omari Raya tersebut sehingga mengakibatkan salah satu kehancuran situs historis dan tempat suci terbesar di Gaza ?
5 Fakta Masjid Omari Raya
1. Sejarah Peradaban Filistine dengan Masjid Omari Raya
Masjid Omari Raya memiliki sejarah yang sangat lama. Sejarah terlama yang dimiliki oleh masjid tersebut berawal dari keberadaban Filistine.Secara singkat, Filistine adalah suatu kelompok peradaban yang tinggal di pantai selatan Kanaan dari zaman besi dalam suatu negara kota bernama Filistia.
Sesuai dengan tradisi mereka, tempat masjid mereka yang dibangun berada pada situs kuil orang Filistin. Kuil tersebut didirikan sebagai dedikasikan untuk dagon, dewa kesuburan.
Tetapi dalam the book of judges, setelah Dagon telah digulingkan. kuil tersebut didedikasikan untuk Marnas, dewa hujan. Legenda lokal Gaza pada masa ini mengklaim salah satu aktor berpengaruh di buku the book of judges, Samson, dikubur dalam masjid.
2. Masjid Berubah Gereja, Kembali Lagi Menjadi Masjid
Masjid Raya Omari sendiri bukanlah menjadi masjid dari awal masanya. Setelah lewatnya peradaban Filistine. Peradaban Byzantine mulai membangun gereja di lokasi yang sama setelah runtuhnya kuil Filistine.Gereja Byzantine tersebut dibangun pada abad kelima masehi. Pada saat itu wilayah sekitar gereja tersebut dalam pemerintahan Permaisuri Romawi Timur Aelia Eudocia.
Setelah penaklukan dari Roma-Palestina oleh Rashidun Caliphate, gereja tersebut ditransformasi menjadi masjid pada abad ketujuh oleh Omar Ibn al-Khattab dimana awal masjid Omari dibuat.
Nama masjid tersebut dinamai “al-Omari” sebagai tanda penghormatan Omar Ibn al-Khattab sebagai pemimpin pada saat penaklukan Muslim di Palestina.
Akan tetapi pada tahun 1149, masjid tersebut diubah menjadi gereja milik prajurit salib setelah penaklukan mereka di Gaza tahun 1100.
Gereja tersebut berdasarkan dekrit raja Baldwin II dari Jerusalem. Pada deskripsi milik William dari Tyre tentang gereja-gereja Tentara Salib yang besar, tidak disebutkan.
William II, uskup agung dan penulis sejarah, menjelaskan hanya dua dari tiga lorong masjid tersebut dijadikan sebagai bagian dari gereja besar tentara salib.
Perubahan terakhir dari gereja ke masjid gaza berada dalam peradaban Mamluk dimana saat para Ayyubids dibawah Salah ad-Din Yusuf ibn Ayyub, bertarung dengan tentara salib tersebut yang mengakibatkan kehancuran gereja salib pada 1187.
Mamluk membangun ulang Masjid Omari di abad ke-13 sebelum pada tahun 1260, dihancurkan oleh kelompok Mongol.
Akan tetapi, kehancuran masjid oleh Mongol tidak mengubah menjadi gereja dikarenakan dari zaman Mamluk hingga kini, pemerintah daerah Gaza dikuasai oleh muslim sehingga tetap menjadi masjid Omari hingga kini.
3. Terdapat Ukiran Menorah, Benda Ritual Yahudi dan Tulisan Prasasti Yahudi Kuno
Peneliti Gaza pada akhir abad ke 19 menemukan sebuah ukiran berbentuk Menorah dan menorah dan tulisan prasasti ibrani kuno.Ukiran tersebut terlihat pada salah satu pilar tingkat atas salah satu kolom bangunan dalam masjid yang pada saat itu masih hancur.
Tanggal dibuatnya ukiran tersebut belum dipastikan, akan tetapi ukiran tersebut diperkirakan bahwa tingkat atas pilar tersebut dibawa dari salah satu sinagoge yahudi abad ke-3 untuk menggantikan pilar yang rusak pada pembuatan gereja Byzantine tanpa membangun ulang.
Kekaguman dari bukti ukiran ini menunjukan sejak gereja byzantine di bangun hingga menjadi Masjid Omari Raya saat ini. Ukiran tersebut tetap utuh yang menunjukkan hidup berdampingan secara damai antar umat beragama Islam, Yahudi, dan Kristen.
Setelah perang tahun 1967, ukiran tersebut dihilangkan dikarenakan yahudi menjadi agama yang dihubungkan oleh Israel dimana pada saat itu. Israel mengokupasi wilayah Palestina. Sehingga simbol ukiran yahudi yang berada di pilar masjid tersebut di hapus.
4. Bukan Pertama Kalinya Terserang Invasi
Israel bukan menjadi negara pertama yang menghancurkan masjid Omari. Hal tersebut terjadi sejak tahun 1517.Pada saat itu, daerah Gaza dikuasai oleh kerajaan Ottoman. Pada saat itu, kerajaan Ottoman ditugaskan untuk merestorasi masjid Omari serta membangun 6 masjid lainnya di sekitar Gaza.
Pada perang dunia 1, masjid tersebut mendapatkan kerusakan parah diakibatkan oleh pasukan sekutu saat menyerang posisi Ottoman di Gaza.
Saat itu, Inggris mengklaim pada saat kejadian tersebut terjadi. Para Ottoman menyembunyikan munisi mereka di dalam masjid tersebut yang mengakibatkan meledaknya amunisi pada saat dibombardir Inggris sehingga mengakibatkan kehancuran masjid.
5. Kehancuran oleh Israel Saat Ini
Pada tanggal 4 Desember 2023, Pasukan Israel menyatakan bahwa mereka berhasil melakukan serangan udara terhadap Masjid Omari Raya dimana mayoritas infrastruktur masjid tersebut berubah menjadi puing-puing.Banyak manuskrip yang disimpan dalam masjid tersebut hancur dan compang-camping. Untungnya banyak dari manuskrip tersebut telah disimpan dalam bentuk digital dalam pusat restorasi manuskrip.
Walaupun ada beberapa manuskrip yang rusak akibat penyerangan Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Seperti sifat Israel, mereka menyalahkan Hamas atas kehancuran masjid tersebut dikarenakan mereka ingin menargetkan Hamas bukan masjid tersebut walaupun belum ada bukti bahwa masjid tersebut menjadi tempat beroperasi Hamas.
Melihat dari sejarah dan hal yang dialami oleh Masjid Omari Raya atau Masjid Raya Gaza. Bisa dikatakan bahwa masjid tersebut memiliki potensi untuk dibangunkan kembali seperti abad-abad lalunya.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Baca juga:Masjid Al-Omari di Gaza, Pernah Menjadi Gereja saat Perang Salib