RSUD Pandega Edukasi Gejala dan Pencegahan Penyakit Jantung Koroner dalam Acara NGOBATAN

RSUD Pandega Edukasi Gejala dan Pencegahan Penyakit Jantung Koroner dalam Acara NGOBATAN

Terkini | pangandaran.inews.id | Selasa, 22 Oktober 2024 - 15:10
share

PANGANDARAN , iNewsPangandaran.id - RSUD Pandega Pangandaran mengadakan acara rutin Ngobrol Bareng Seputar Kesehatan (NGOBATAN) pada Kamis, 3 Oktober 2024, di Ruang Tunggu Poliklinik Lantai 3. Tema kali ini adalah "Kenali Gejala Penyakit Jantung Koroner", membahas pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit ini.

Acara dipandu oleh dr. Dani Pernata, Sp.P.D., spesialis penyakit dalam. Dani menjelaskan bahwa penyakit jantung koroner disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan arteri koroner akibat aterosklerosispenumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dinding arteri.

Kondisi ini sering disebabkan oleh penumpukan lemak, kolesterol dan zat lainnya di dinding arteri, yang dikenal sebagai aterosklerosis, kata Dani.

Gejala utama meliputi nyeri dada, yang dapat menjalar ke lengan, leher, atau rahang, serta sesak napas, kelelahan, dan palpitasi.

"Gejala umum termasuk nyeri atau ketidaknyamanan di area dada, yang sering disertai dengan sensasi terbakar atau tekanan. Rasa tidak nyaman ini bisa menyebar ke lengan, punggung, leher atau rahang, terangnya.

Ia juga menekankan bahwa pencegahan dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, olahraga rutin, dan menghindari rokok. Terapi bisa bervariasi, mulai dari perubahan gaya hidup hingga prosedur medis seperti angioplasti.

Selain itu, Dani mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap gejala lain seperti sesak napas, kelelahan berlebihan dan palpitasi atau detak jantung yang tidak teratur.

Jika seseorang mengalami gejala-gejala ini, terutama saat beraktivitas, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, ujarnya.

Mengenai perawatan, Dani menyebutkan, bahwa pengobatan dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Dokter mungkin merekomendasikan perubahan gaya hidup, obat-obatan atau bahkan prosedur medis seperti angioplasti untuk membuka arteri yang tersumbat, pungkasnya.

Topik Menarik