Profil Cawalkot Depok Imam Budi Hartono: Anak Sopir Taxi yang Santun dan Merakyat

Profil Cawalkot Depok Imam Budi Hartono: Anak Sopir Taxi yang Santun dan Merakyat

Terkini | depok.inews.id | Minggu, 20 Oktober 2024 - 15:30
share

DEPOK, iNews Depok.id Calon wali kota Depok Imam Budi Hartono dikenal sebagai sosok yang santun dan merakyat. Sikap rendah hati itu ditempa kehidupan prihatinnya sebagai anak sopir taxi dan sejak kecil harus banting tulang membantu ayahnya.

Imam Budi Hartono maju sebagai calon wali kota Depok berpasangan dengan dr. Ririn Farabi Arafiq sebagai calon wakil wali kota di Pilkada Depok 2024. Imam-Ririn mendapat nomor urut 1.

Imam sebelumnya menjabat wakil wali kota Depok di pemerintahan wali kota Mohammad Idris. Sebelumnya Imam adalah anggota DPRD Jawa Barat dan anggota DPRD Kota Depok.

Karir politik Imam ditunjang dengan karakternya yang sopan dan rendah hati. Dalam setiap kemunculan di publik, raut muka Imam yang lembut dan tutur kata yang sopan selalu mengalir yang membuatnya populer di Depok.

Imam Budi Hartono lahir di Jakarta, 8 Agustus 1968. Meski lahir di ibu kota, bukan berarti Imam hidup berkecukupan. Justru masa kecilnya dilalui dengan penuh keprihatinan.

Ayahnya, Sugiman, berasal dari Kebumen Jawa Tengah dan merantau ke Jakarta. Sebagaimana perantauan kebanyakan, Sugiman berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Sugiman menjadi sopir taxi.

Sugiman kemudian menikahi Sadati. Lahirlah 7 orang anak dan Imam Budi Hartono merupakan anak kelima.

Meskipun anak kelima, bukan berarti Imam bisa bermanja-manja. Justru Imam harus membantu ayahnya menjadi tumpuan keluarga. Ini karena 4 kakaknya, semuanya perempuan.

Sugiman begitu bergembira dengan lahirnya Imam Budi Hartono. Di mata ayahnya, sosok anak laki-laki bisa diandalkan membantu ayahnya banting tulang di kerasnya kehidupan ibu kota.

Begitu gembiranya mendapat anak laki-laki, Sugiman menambahkan kata Hartono yang merupakan nama belakang pemain bulutangkis legendaris Rudy Hartono

Harapan ayahnya tak sia-sia. Imam Budi Hartono menjadi anak penurut yang membantu Sugiman bekerja apa saja demi menghidupi keluarganya.

Saya bukan dari keluarga berpunya. Ayah saya sopir taxi, rumah ngontrak. Ibu saya tak bekerja, seorang ibu rumah tangga, kata Imam.

Begitu beratnya kehidupan masa kecil, tak jarang Imam dan keluarganya harus makan nasi yang dicampur dengan garam.

Sebagai sopir taxi, pendapatan ayahnya pas-pasan. Bahkan tak jarang, pendapatannya dipalak preman. Kehidupan jalanan di ibu kota waktu itu memang sangat keras.

Itu semua membuat Imam harus menerima keadaan. Untuk bisa sampai ke sekolah, Imam pun tak mampu membayar biaya angkot yang murah. Tak heran, Imam harus jalan kaki menuju sekolah termasuk ketika di SMAN 3 Jakarta.

Keminderan saya luar biasa karena rata-rata siswa SMAN 3 Jakarta berasal dari kelas menengah ke atas, tutur Imam.

Di SMAN 3 Jakarta, Imam mulai berorganisasi dengan bergabung Rohis (Rohani Islam). Berbagai pengajian Rohis membuat Imam lebih percaya diri. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT hanya melihat ketakwaan, bukan harta dan kedudukan.

Semakin dewasa, tuntutan ayahnya terhadap Imam pun semakin kuat untuk membantunya. Ayahnya sebagai sopir bajaj, membuka usaha sampingan mengecat mobil. Keahlian ayahnya ini karena sering mengecat taxi-nya penyok atau catnya terkelupas di kerasnya jalanan Jakarta.

Saya harus amplas dempul, memompa ban. Itu mobil harus selesai. Kalau tidak, ya keluarga bisa tidak makan, ujar Imam mengenang masa lalunya.

Usai tamat SMA, Imam melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik UI. Semasa kuliah ini, Imam semakin getol berorganisasi di bidang keagamaan. Langkah ini yang kemudian mengantarkan Imam menjadi politisi di Kota Depok dengan bergabung Partai Keadilan yang kini bernama Partai Keadilan Sejahtera.

Kiprah politiknya diawali sebagai anggota DPRD Kota Depok dan berlanjut anggota DPRD Jawa Barat.

Imam kemudian ikut berlaga dalam Pilkada Kota Depok menjadi calon wali kota Depok berpasangan dengan calon wali kota Mohammad Idris. Pasangan Idris-Imam menang, karier Imam berlanjut menjadi wakil wali kota Depok.

Karier Imam berpotensi kuat makin cemerlang, setelah koalisi PKS, Golkar, PBB dan Partai Masyumi mengusungnya menjadi cawalkot berpasangan dengan dr. Ririn Farabi Arafiq maju Pilkada Depok 2024.

Karier Imam Budi Hartono yang melambung tak lepas dari masa lalunya yang penuh perjuangan. Itu membentuknya menjadi yang santun dan merakyat.

Topik Menarik