Hasil Survei LKPI: Bila Tak Ada Tsunami Politik, RDPS Berpotensi Menang di Pilkada Palembang 2024

Hasil Survei LKPI: Bila Tak Ada Tsunami Politik, RDPS Berpotensi Menang di Pilkada Palembang 2024

Terkini | palembang.inews.id | Minggu, 20 Oktober 2024 - 00:20
share

PALEMBANG, iNewspalembang.id - Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) merilis hasil survei terbaru mereka terkait tiga pasang kandidat yang berkompetisi pada Pilkada Palembang 2024.

Menurut Direktur Eksekutif LKPI, Arianto, ST, MT, M Ikom, POL, secara elektabilitas, Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 02, Ratu Dewa-Prima Salam (RDPS) masih tetap mengungguli Paslon Nomor Urut 1, Fitrianti Agustinda-Nandriani Octarina (Fitri-Nandri) dan Paslon NOMor Urut 03, Yudha Pratomo-Baharuddin (Yudha-Bahar). 

Paslon Nomor Urut 02, sambung dia, masih memperlihatkan konsistensi dukungan dengan jarak elektabilitas cukup jauh dari dua paslon lainnya. Dengan sisa waktu satu bulan enam hari ini, keunggulan RPDS tentun berpotensi besar bisa jadi pemenang di Pilkada Palembang 2024 yang di gelar pada 27 November 2024.  

“Dari berbagai lembaga survei kredibel, sebelum ditetapkan berpasangan dengan Prima Salam, elektabilitas Ratu Dewa selalu berada di urutan teratas dari para calon walikota lainnya,” ujar dia, kepada awak media di Hotel Santika Palembang, Sabtu (19/10/2024).

Arianto mengatakan, hal yang sama setelah Ratu Dewa berpasangan dengan Prima Salam yang sekarang dikenal dengan RDPS ini justru makin kuat diurutan pertama tak tergeserkan. 

Pilihan masyarakat kota Palembang sudah mengerucut pada tiga paslon dan tidak banyak lagi massa yang belum mementukan pilihannya atau massa mengambang.

“Pada pertanyaan terbuka (top of mind) tanpa menyebutkan nama calon, elektabilitas Ratu Dewa (47), Fitrianti Agustinda (18,8), Yudha Pratomo (8,8), Prima Salam (1,1), Nandriani Octarina (0,2), Baharuddin (0,1),” kata dia.

“Sedangkan massa mengambang atau massa yang belum menentukan pilihannya (24 ). Pada simulasi specimen contoh kertas surat suara, elektabilitas RDPS (57,4), Fitri-Nandri (29,3), Yudha-Bahar (10,1) dan massa yang belum menentukan pilihan atau massa mengambang (3,2 ),” imbuh dia.

Arianto mengungkapkan, jarak interval elektabilitas RDPS dengan dua paslon lainnya cukup jauh. Tentu, semua ini hasil kerja keras dan kerja cerdas masing-masing paslon dan Tim sukses/Tim pendukung lainnya dalam bersosialisasi selama ini.

“Kalau tidak ada kejadian yang luar biasa atau istilahnya tsunami politik, RDPS berpotensi besar memenangkan pilkada kota Palembang,” ungkap dia.

Kuatnya tarikan elektoral RDPS, jelas Arianto, karena ada sejumlah alasan yang selalu RDPS unggul di mata pemilih. Alasan khusus pemilih menjatuhkan pilihan kepada RDPS, karena dianggap sudah ada bukti nyata hasil kerjanya (65,8).

Kemudian RDPS dipersepsikan orangnya perhatian pada rakyat (56,1), berpengalaman di pemerintahan (64,1), mampu membawa perubahan yang lebih baik (65,5), ramah/mudah di temui (42,9) dan orangnya jujur/bersih dari kasus KKN (60,0). 

“Secara psikologis, tentu pemilih sudah sangat rasional dalam menjatuhkan pilihannya pada RDPS. Dalam studi perilaku pemilih, kedekatan secara psikologis pemilih dalam menjatuhkan pilihannya merupakan ikatan emosional yang sulit untuk mengubah pilihannya kepada paslon lainnya,” jelas dia.

Pria yang juga mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini menerangkan, sebaran demografi pemilih yang juga masih di dominasi paslon RDPS. Misal pada segmen gender, pemilih laki-laki RDPS (61,3), Fintri-Nandri (24,6), Yudha-Bahar (8,8) dan massa mengambang (5,3). Kemudian, pada segmen perempuan, pemilih RDPS (54,1), Fintri-Nandri (31,7), Yudha-Bahar (11,2) dan massa yang belum menentukan pilihan (3,0).

“Dominasi RDPS tetap kuat elektabilitasnya di segmen pemilih perempuan, terlebih lagi pemilih laki-laki. Selan itu, modal utama yang menyebabkan elektabilitas RDPS tetap kokoh adalah tingkat kedikenalan (popularitas) dan kedisukaan (akseptabilitas) yang angkanya positif dibandingkan paslon lannya,” terang dia.

“Popularitas paslon RDPS (97) dan akseptabilitas (96). Sedangkan Fitri-Nandri popularitas (94) dan akseptabilitas (77). Kemudian Yudha-Bahar popularitas (73) dan akseptabilitas (72). Terlihat, modal utama RDPS dari popularitas dan akseptabilitas sudah unggul,” kata dia lagi.

Arianto menegaskan, sangat mustahil pemilih akan menjatuhkan pilihannya pada popularitas yang kecil, terlebih lagi popularitas yang tidak berbanding lurus dengan akseptabilitas.

“Semua paslon dipastikan kedepan akan terus bersosialisas jadi kami prediksi tidak akan ada terjadi lompatan elektabilitas yang luar biasa. RDPS minimal akan mempertahankan ritme elektabilitasnya, bahkan meningkatkan intensitas sosialisasi. Sedangkan Fitri-Nandri dan Yudha-Bahar akan terus bersosialisasi,” tandas dia.

Survei LKPI di gelar 10-17 November 2024 dengan menggunakan sampel 1.000 responden yang tersebar di seluruh kelurahan dan kecamatan di kota Palembang secara proporsional.

Metode penarikan sampel multi stage random sampling dengan marjin of error +/- 3,1 dan selang kepercayaan 95 . Wawancara dlakukan tatap muka langsung dengan responden. Semua peneliti lapangan (pewawancara) mahasiswa tingkat akhir dari kota Palembang.

 

Topik Menarik