Yunita Ulim: Perempuan Suku Moi Penggagas Garam Hitam yang Mengguncang Dunia Kuliner
SORONG, iNewsSorong.id – Seorang perempuan tangguh dari Suku Moi, Yuliance Yunita Bosom Ulim atau Yunita Ulim (42), berhasil menciptakan inovasi luar biasa dengan memanfaatkan kekayaan alam Papua. Melalui tangan kreatifnya, Yunita menggagas produk garam hitam yang terbuat dari pelepah pohon nipah, sebuah tumbuhan yang tumbuh subur di rawa-rawa Papua Barat Daya.
Yunita Ulim sosok inspiratif perempuan suku Moi yang sukses membuat inovasi produk garam hitam yang terbuat dari pelepah pohon nipah. (FOTO: HO : SINAGI PAPUA).
Inovasi ini tak hanya menghadirkan produk garam yang rendah natrium, tetapi juga menawarkan sensasi rasa yang unik dan kaya, menjadikannya salah satu bumbu dapur yang istimewa.
Dalam usahanya yang diberi nama Sinagi Papua, Yunita tak hanya berfokus pada produksi garam, melainkan juga memperkenalkan produk-produk lokal lainnya seperti bumbu asin nipah, keripik umbi tiga warna, kerupuk sagu, dan teh khas Moi, Kamlowele.
Yunita tidak hanya melihat potensi ekonomis dari pohon nipah, tetapi juga menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan mengolah tanaman nipah, Yunita turut berkontribusi dalam menjaga ekosistem mangrove di wilayahnya.
"Tuhan telah menganugerahi Tanah Papua dengan sumber daya yang melimpah, tetapi belum banyak yang mengolahnya secara inovatif untuk meningkatkan nilai ekonomisnya," kata Yunita dengan penuh semangat.
Langkah inovatif Yunita ini telah membuka pintu bagi masyarakat lokal untuk lebih mandiri secara ekonomi. Ia memberdayakan masyarakat sekitar untuk terlibat dalam proses produksi, menciptakan lapangan kerja, serta memperkenalkan kekayaan alam Papua kepada dunia. Produk-produk dari Sinagi Papua kini mulai mendapat perhatian luas, tidak hanya di Papua, tetapi juga di tingkat nasional.
Kisah Yunita Ulim adalah bukti nyata bahwa dengan kreativitas dan keberanian, seorang perempuan dari pelosok Papua dapat mengubah potensi lokal menjadi sumber kesejahteraan bagi banyak orang. Inovasi garam hitamnya kini menjadi simbol kebangkitan ekonomi lokal dan kecintaan pada lingkungan, yang sekaligus memajukan identitas budaya Papua.
Anggota DPRD Banten Musa Weliansyah Reses hari ke-3 di Banjarsari Perjuangkan Aspirasi Petani
Sinagi Papua bukan hanya sebuah usaha, melainkan gerakan yang menginspirasi banyak orang untuk berani bermimpi dan menciptakan perubahan dari akar rumput.