Kompetisi Paduan Suara ‘IBCF’ 2024 Resmi Dibuka di Unpar
BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Pembukaan International Bandung Choral Festival (IBCF) yang keempat sukses digelar di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan menjadi magnet bagi paduan suara dari seluruh penjuru Indonesia.
Selain paduan suara, kegiatan digelar 17 sampai 20 Oktober 2024 ini juga diisi dengan kompetisi menyanyi solo serta workshop atau lokakarya. Festival yang diinisiasi Bandung Choral Society tersebut, menghadirkan panggung internasional dengan melibatkan lebih dari 50 penampil dari berbagai kategori.
Artistic Director IBCF, Tommyanto Kandisaputra mengatakan festival tersebut bertujuan menciptakan panggung internasional di Indonesia guna mengakomodasi paduan suara yang tidak bisa bertanding di luar negeri karena keterbatasan biaya.
"Paduan suara di Indonesia berkembang sangat pesat, dan kami berpikir penting untuk menyediakan panggung internasional di sini, agar mereka yang tidak mampu pergi ke luar negeri tetap bisa merasakan pengalaman bersaing di tingkat global," ujar Tommyanto, usai pembukaan IBCF 2024 di Universitas Katolik Parahyangan, Kamis (17/10/2024) malam.
IBCF 2024 menampilkan 11 kategori, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Ada juga kategori khusus bagi kelompok paduan suara senior yang berusia di atas 50 tahun. Selain itu, jenis musik yang dipertandingkan juga sangat variatif, termasuk pop, jazz, musik religi, folk song, hingga musika sakral.
"Kami bahkan menyelenggarakan kompetisi untuk kategori anak-anak, remaja hingga dewasa, serta memberikan ruang bagi senior choir. Semua kategori ini memungkinkan berbagai kelompok paduan suara menunjukkan kemampuan mereka," tambah Tommyanto.
Festival melibatkan juri-juri berkelas dunia, di antaranya Sencia Sanon dari Italia, Jean-Baptiste dari Prancis, Dr. Paul Head dari Amerika Serikat, serta Dr. Edman Giat dari Filipina. Tak ketinggalan, juri dari Indonesia, Budi Prabowo dan Dina Primasti, ikut andil dalam memberikan penilaian.
"Adanya juri dari berbagai negara ini penting untuk memberikan penilaian yang fair dan membantu para peserta memahami standar internasional. Kami ingin agar mereka bisa membandingkan dan meningkatkan kualitas penampilan mereka di kancah dunia," kata Tommyanto.
IBCF bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi media pembentukan karakter generasi muda. Ia menekankan, paduan suara mengajarkan banyak hal kepada para peserta, mulai dari disiplin, kerja sama, hingga toleransi terhadap sesama anggota.
"Paduan suara itu tidak hanya tentang bernyanyi. Ini adalah sarana untuk membentuk karakter yang kuat. Penyanyi harus disiplin, harus bisa bekerja sama, dan harus bisa mengikuti arahan. Ini adalah keterampilan hidup yang sangat penting bagi generasi muda," jelasnya.
Selain menjadi wadah pengembangan seni dan pendidikan, festival ini juga berdampak positif terhadap perekonomian Kota Bandung. Dengan ribuan peserta dan pengunjung yang datang dari berbagai daerah, IBCF 2024 diperkirakan akan memberikan kontribusi signifikan pada sektor perhotelan, restoran, dan industri kreatif lainnya.
"Bayangkan, lebih dari 2.000 hingga 3.000 orang datang ke Bandung, menginap di hotel, makan di restoran, dan membeli berbagai kebutuhan selama mereka berada di sini. Ini memberikan multiplier effect yang sangat penting, terutama di sektor ekonomi lokal," papar Tommyanto.
Setiap kelompok paduan suara yang tampil di IBCF hanya memiliki waktu 10 menit untuk menunjukkan kemampuan mereka. Namun, di balik penampilan singkat itu, para peserta menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan diri.
"Beberapa kelompok paduan suara sudah mempersiapkan penampilan mereka selama tiga hingga enam bulan, bahkan ada yang mempersiapkan diri selama satu tahun penuh, terutama yang datang dari luar negeri," ungkap Tommyanto.
Dengan terselenggaranya IBCF 2024, Tommyanto berharap bisa menjadi ajang yang semakin besar dan lebih beragam di masa mendatang. Ia berambisi untuk mengundang lebih banyak paduan suara internasional agar bisa berkompetisi di Bandung, sehingga Bandung dapat menjadi salah satu pusat paduan suara dunia.
"Kami ingin Bandung dikenal di kancah internasional sebagai pusat paduan suara. Melalui festival ini, kami berharap paduan suara Indonesia semakin berkembang dan mampu bersaing ditingkat global," pungkas Tommyanto. (*)