Sambut Hari Santri Nasional, YTPSNU Gelar Khadijah Festival 2024
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YTPSNU) Khadijah Surabaya menggelar Santri Khadijah Festival 2024. Kegiatan ini untuk menyambut Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober 2024.
Santri Khadijah Festival ini disemarakkan dengan beragam lomba khas santri, di antaranya Shalawat Keluarga, Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ), Tartil dan Tilawatil Quran, Hafalan Nadhom Aqidatul Awam, Banjari, Dai dan Mewarnai. Kegiata ini diikuti oleh semua sekolah Khadijah yang ada di Surabaya, mulai dari siswa KB, TK, SD, SMP dan SMA.
Ketua Umum Yayasan Khadijah Surabaya Prof Dr Ridwan Nasir mengatakan, berbagai lomba yang digelar oleh salah satu sekolah Islam di Surabaya tersebut bertujuan untuk menanamkan semangat keagamaan dan kebudayaan kepada santri.
Ia berharap, melalui festival yang mengusung tema "Santri Santun, Berbudaya dan Berkarya" ini dapat memberi semangat perjuangan kepada peserta didik sekolah favorit Surabaya tersebut menjadi generasi penerus perjuangan para ulama sebagaimana Hadratus Syeh KH Muhammad Hasyim Asy'ari.
Maesyal Rasyid Kembali Tegaskan Komitmen Maksimalkan Layanan Kesehatan di Hadapan Warga Teluknaga
"Penting untuk diingat bahwa pada tanggal 17 September 1945, terjadi fatwa jihad yang menjadi tonggak perjuangan bangsa. Sementara itu, 22 Oktober adalah momen bersejarah yang dikenal dengan resolusi jihad," tegas Prof Ridwan Nasir, Selasa (15/10/2024).
Menurut Prof Ridwan, pendidikan yang baik tidak hanya diukur dari pengetahuan akademis. Akan tetapi juga dari akhlak dan etika, sehingga mereka benar-benar menjadi panutan.
Ia menyebut, seorang pendidik yang baik harus memiliki tiga sifat utama, yakni sabar, tawadhu dan berakhlakul karimah.
"Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, maka para siswa dapat mengembangkan pemahaman ilmu dan akhlak yang baik di lingkungannya," tuturnya.
Prof Nasir mengungkapkan, sebagai sekolah Islam Khadijah berkomitmen untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki moral yang tinggi.
Melalui pengajaran yang berbasis pada Alquran, siswa diharapkan dapat mencapai tazkiyatul aqli (kebersihan akal), tazkiyatunnafsi (kebersihan jiwa), dan tazkiyatul qolbi (kebersihan hati). Dengan pondasi pendidikan yang kuat, maka anak-anak lebih siap menghadapi tantangan zaman.
Dalam menerapkan pendidikan, Prof Nasir menjelaskan bahwa di Sekolah Khadijah tidak hanya fokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), tetapi juga iman dan takwa (Imtak). Kombinasi ini, kata dia bakal menghasilkan individu yang cerdas dan berbudi pekerti baik.
“Dengan model pengajaran yang kami terapkan, kami berupaya mencetak anak-anak yang intelektual dan berakhlak karimah. Dengan demikian, antara pikir dan dzikir dapat sejalan,” tegasnya.
Menghadapi 2035 dan 2045, Sekolah Khadijah optimis dapat mencetak generasi yang berpola pikir dan bersikap etis. Dengan bekal akhlak yang baik, anak-anak akan mampu menjaga keimanannya dan menghadapi berbagai cobaan di masa depan.
"Dengan semangat yang kuat dan landasan pendidikan yang solid, Sekolah Khadijah berkomitmen untuk terus menghasilkan anak-anak yang tidak hanya pintar, tetapi juga berakhlakul karimah, siap menyongsong masa depan yang lebih baik," tandasnya.