Cerita Mualaf Cantik Cici Karra, Dapat Hidayah Setelah Alami Cobaan Sakit Kulit Sekujur Tubuh

Cerita Mualaf Cantik Cici Karra, Dapat Hidayah Setelah Alami Cobaan Sakit Kulit Sekujur Tubuh

Terkini | okezone | Sabtu, 28 September 2024 - 15:28
share

INILAH cerita mualaf cantik Cici Karra. Ia lahir dari keluarga dengan latar belakang agama yang beragam. Sejak kecil dirinya akrab dengan berbagai tradisi dan kepercayaan.

Ayahnya beragama Buddha, sementara ibunya seorang Muslim. Cici Karra menempuh pendidikan di sekolah-sekolah Kristen dan Katolik sejak TK hingga SMK.

"Dari sekolah, setiap Minggu aku ke gereja. Sempet nyanyi-nyanyi pujian dan ikut misa di sana. Terus kalau misalkan lagi ada acara ke kelenteng, aku ikut papaku sembahyang dupa. Nah, mamaku kalau sholat dirumah, aku ikutan juga tapi diem-diem," kenang Cici Karra, dikutip dari kanal YouTube Rukun Indonesia, Sabtu (28/9/2024).

Di usia 17 tahun saat pembuatan KTP, Cici Karra memilih Islam sebagai agamanya. Rasa penasaran terhadap ibadah yang dilakukan ibunya membuatnya mulai mempelajari Islam lebih dalam. Dia pun belajar sholat, mengaji dari huruf hijaiyah, bahkan sempat bersyahadat.

"Aku coba tuh belajar pakai hijab juga kalau mau keluar, dan ikutan puasa. Tapi aku kucing-kucingan. Aku takut diomelin, takut papi ngeliat," ujarnya.

Tapi ketika merantau ke Jakarta, tanpa guru yang membimbingnya, Karra kembali kembali mengikuti ajaran agama sebelumnya. Di tahun 2024 ini, dirinya memutuskan kembali mendalami Islam. Ia belajar puasa penuh selama satu bulan, memahami dan melafalkan doa-doa.

"Aku coba bikin video challenge puasa dari calonku. Di day 10 itu udah banyak banget tuh hujatan-hujatan. Kayak ada salah satu komentar tuh kemarin bilang disgusting," ungkapnya.

Meski sempat kehilangan semangat, Cici Karra terus berusaha menguatkan diri dengan belajar agama Islam lebih giat.

Ia memilih belajar Islam lagi karena merasa nyaman ketika memberanikan diri untuk sholat, memakai mukena, merasa sejuk seakan mendapat hidayah.

"Aku masih belum benar, tapi kayak adem banget, ngerasa tenang. Jadi ya akhirnya aku memutuskan untuk masuk Islam tanpa ada dorongan orang-orang," bebernya.

Di Jakarta, Cici Karra merasa belum menemukan guru yang tepat untuk membimbingnya dalam memahami Islam. "Aku itu udah coba cari beberapa guru, tapi masih belum ada yang tepat, belum ada yang sreg, jadi aku sambil ngulik-ngulik sendiri dulu," ungkapnya.

Suatu hari Cici Karra terlibat perdebatan sengit selama dua jam dengan calon suaminya, Freddy, tentang konsep Tuhan.

"Aku mikirnya nih agama masing-masing ini kan ya punya Tuhan masing-masing kan, ternyata dikasih tahulah sama si calonku ini. Enggak, Tuhan itu cuma satu lho. Terus ya aku karena emang dari kecil di agamaku (dulu) jadi kaya menolak lah," ujarnya.

"Setelah dua jam (perdebatan) kelar nih, Freddy sempet ngebatin berdoa biar aku ditegur kayak: 'Ya Allah, tunjukkanlah, tolong tegur dia'," bebernya.

Topik Menarik