Kisah Roma Hampir Ditaklukkan Islam, Gereja Santo Petrus Dikepung

Kisah Roma Hampir Ditaklukkan Islam, Gereja Santo Petrus Dikepung

Terkini | sindonews | Selasa, 17 September 2024 - 18:59
share

Kisah Roma hampir ditaklukkan Islam, Gereja Santo Petrus dikepung terjadi pada tahun 846 M. Kala itu, pasukan Muslim menyerbu wilayah sekitar kota Roma. Kendati gagal memasuki kota tersebut karena terhalang Tembok Aurelia, pasukan Islam sempat merampas dua basilika terpenting dalam Gereja Katolik, yaitu Basilika Santo Petrus Lama dan Basilika Santo Paulus di Luar Tembok.

Barbara Kreutz dalam buku berjudul "Before the Normans: Southern Italy in the Ninth and Tenth Centuries" (University of Pennsylvania Press, 1996) menyebut pada tahun 842, pasukan Muslim berupaya untuk menaklukkan Ponza, namun dikalahkan oleh armada kombinasi dari Napoli dan Gaeta.

Hanya saja, pada tahun yang sama, mereka merebut Messina, Sisilia. "Pada waktu yang hampir bersamaan, Radelchis I dari Benevento dan Siconulf dari Salerno, terjerumus dalam perang saudara, membuat para pedagang Arab lari ke Campania," tulis Barbara Kreutz.

Baca juga: Kisah Pembebasan Al-Aqsha: Salib Besar Diungsikan ke Gereja Santo Aya Sophia

Penyerbuan ke Roma

Kota Roma dikepung oleh pasukan Islam pada tahun 846 M. Bahkan gereja tua basilik St Paul yang pada abad 5 lebih besar dari basilik St Peter di Vatikan pun tak luput dari ancaman.

Dalam buku "The Legacy of Jihad: Islamic Holy War and the Fate of Non-Muslims" karya Andrew G. Bostom, disebutkan bahwa dokumen penting tentang peristiwa ini sebenarnya sudah lama di tutup rapat.

Bagi pihak Barat (Kristen/Vatikan) yang menjadikan Roma dan Vatikan sebagai lambang kebesaran Kristen, peristiwa tersebut adalah aib besar.

Adalah tabu untuk membicarakannya. Masih menurut buku tersebut itu sebabnya Leon IV yang ketika itu baru saja diangkat menjadi paus memerintahkan dibangunnya tembok setinggi 12 meter yang mengelilingi Vatikan saat ini.

Ferdinand Gregorovius dalam "Storia della città di Roma nel Medioevo" juga mengungkap para penyerbu Arab mengincar harta karun luar biasa di Roma.

Mereka "merampas barang-barang liturgi berharga dan relikui-relikui berhias yang ditempatkan di seluruh relik yang diletakkan".

Baca juga: Sang Penakluk Konstantinopel yang Mewujudkan Janji Rasulullah

Menurut Gregorovius, para pasukan Muslim mengelilingi kota Roma dan dua biara tersebut. Sayangnya, tak ada catatan kontemporer yang menyebut upaya Muslim untuk menerobos kota tersebut, namun diyakini pasukan Roma mempertahankan tembok itu, meskipun para anggota Santo Petrus dari scholae Vatikan (Saxons, Lombards, Frisians dan Franks) berupaya untuk memberontak, namun dikalahkan.

Seiring berjalannya waktu, pasukan dari Spoleto dan dikepalai oleh Adipati Lombard Guy, menyerang pasukan Arab di depan tembok kota tersebut, meredam sebagian dari mereka sampai Centumcellae, sampai kelompok lainnya berusaha untuk mencapai Misenum melalui darat.

Tak lama setelah pengepungan tersebut, Paus Leo IV membangun sebuah tembok yang kokoh di tepi kanan Tiber, dalam rangka melindungi Gereja Santo Petrus.

Kawasan yang dikitari, dipertahankan oleh Castel Sant'Angelo, yang mengambil nama dari Kota Leonine, dan dianggap menjadi kota terpisah, dengan pemerintahan sendiri.

Barbara Kreutz mengatakan wilayah Leonine digabung dengan kota tersebut pada abad keenam belas, menjadikannya rione Roma keempat belas, Borgo. Pada tahun 849, penyerbuan Arab lainnya terjadi di pelabuhan Roma, Ostia. Sejak itu, kota tersebut tak pernah lagi diserang oleh armada Arab.

Baca juga: Guru Spiritual di Balik Sukses Penaklukan Konstantinopel

Topik Menarik