Teks Sholawat Habib Sholeh Tanggul, Keutamaan serta Cara Mengamalkannya

Teks Sholawat Habib Sholeh Tanggul, Keutamaan serta Cara Mengamalkannya

Terkini | inews | Jum'at, 6 September 2024 - 18:24
share

JAKARTA, iNews.id - Teks sholawat Habib Sholeh Tanggul bisa diamalkan umat Islam karena ada karomahnya. Sholawat tersebut dikenal dengan sholawat mansub yang diijazahkan oleh Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid.

Sholawat dalam ajaran Islam banyak ragamnya. Shalawat sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah, sama halnya dengan dzikir. Pembacaan shalawat tidak lepas dari peran Nabi Saw sebagai wasilah untuk umatnya.

Sehingga pembacaan shalawat ini sudah masuk dalam tradisi sejak masa awal kenabian hingga sekarang. Shalawat juga mempunyai ragam macam nama, salah satunya sholawat mansub.

Sholawat tersebut bisa menjadi tawasul bagi muslim. Tawasul melalui perantara Nabi Muhammad SAW, para wali Allah, dan orang-orang saleh merupakan salah satu metode di dalam melakukan doa. Bahkan pada hakikatnya, tawasul merupakan salah satu adab di dalam melakukan permohonan kepada Allah SWT.

Seorang muslim yang bertawasul, wajib meyakini bahwa permohonan hajatnya harus senantiasa ditujukan hanya kepada Allah semata dan juga wajib meyakini bahwa Allah lah yang akan menjawab doanya.

Teks Sholawat Habib Sholeh Tanggul


Latin: Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad. Shalatan taghfiru bihadzunub, wa tuslihu bihal qulub, wa tantholiqu bihal usub wa talinu bihasshuub wa ala alihi wa sohbihi wa man ilaihi mansub.

Artinya: Ya Allah, limpahkanlah Rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad yang dengannya engkau ampuni kami, Engkau perbaiki hati kami menjadi lancar urat-urat kami, menjadi mudah segala kesulitan, juga kepada keluarganya dan para sahabatnya beserta orang-orang dimansubkan (dinisbatkan) kepada beliau.

Keutamaan Sholawat Habib Sholeh Tanggul

Dilansir dari jurnal living hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berjudul Tradisi Sholawat Mansub Habib Sholeh bin Muhsin al Hamid di Tempeh Tengah, Lumajang, Sholawat mansub merupakan ijazah yang dimiliki oleh Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid.

Sholawat mansub ini dikenal shalawat yang mampu memberikan karamah. Dari beberapa warga sekitar Habib Soleh serta masyarakat lain, baik masyarakat nusantara dan di luar itu, mengatakan bahwa sholawat mansub mengandung karamah, seperti ketika seseorang memiliki hajat, atau sedang disusahkan jalan hidupnya, sholawat mansub mampu menjadi jalan untuk menuju kemudahan hajat dan dilapangkan segala kesusahan atas izin Allah.

Cara Mengamalkan Sholawat Mansub Habib Sholeh Tanggul

Pembacaan sholawat mansub juga dianjurkan setelah sholat fardhu sebanyak 11 atau 41 kali dengan niat untuk memperoleh kemudahan dan terkabulnya semua hajat. Diawali dengan bertawassul kepada Nabi Muhammad Saw, kemudian disusul bertawassul kepada Habib Abu Bakar Assegaf yaitu guru Habib Sholeh di Gresik, baru terakhir tawassul kepada Habib Sholeh bin Muhsin.

Awal mula shalawat mansub mampu menjadi ajaran yang disebarkan oleh Habib Sholeh, berawal dari kisah yang unik. Di dalam kitab manaqib dijelaskan tentang asal mula Shalawat mansub terbentuk.

Awal mula munculnya shalawat mansub ada dua pendapat, yang pertama; ketika Habib Sholeh berziarah di makam Rasulullah, Madinah.

Saat Habib Sholeh melakukan khalwat di makam Rasulullah, ia mendapat bisikan suara sayub-sayub lafal shalawat yang sekarang disebut dengan shalawat mansub. Konon, suara tersebut muncul dari Nabi Muhammad SAW. Pendapat kedua shalawat mansub muncul karena diberikan dari Nabi Khidir ketika Habib Sholeh melakukan perjalanan spiritual. Pada saat itu, Nabi Khidir menjelma menjadi pengemis.

Namun Habib Sholeh tidak mempunyai uang. Pengemis tetap memaksa meminta uang, seketika Habib Sholeh sadar, bahwa pengemis tersebut jelmaan dari Nabi Khidir.

Menurut penuturan dari salah satu muridnya, khalwat yang dilakukan oleh Habib Sholeh ini berkisar selama tiga tahun. Selama itu pula, Habib Sholeh tidak makan, minum, tidur dan sama sekali tidak menemui siapapun. Di saat itu pula kemudian sholawat mansub hadir di tengah khalwat Habib Sholeh.

Lantunan sholawat mansub terdengar sayup-sayup di telinga Habib Sholeh, kemudian Habib sholeh melafalkannya dengan pelan dan menghafalkannya. Maka dari peristiwa itulah shalawat tersebut dinamai Habib Sholeh dengan sebutan shalawat mansub.

Biografi Habib Sholeh Tanggul

Habib Sholeh lahir di Desa Qorbah, Bakarman (wadi amd), Hadramaut, Yaman, tanggal 17 Jumadil Ula tahun 1313 H bertepatan pada tahun 1895 M.

Ayahnya adalah al-Habib Muhsin bin Ahmad yang terkenal dengan sebutan al-Bakriy al-Hamid, adalah salah seorang solihin dan disegani oleh masyarakatnya. Banyak sekali dari mereka yang datang kepada beliau untuk bertawassul dan memohon doa untuk tercapainya segala hajat mereka.

Sedangkan ibunda beliau seorang wanita yang shalihah yaitu Aisyah dari keluarga al-Abud Ba Umar dari masyayikh al-Amudi.

Habib Sholeh mulai belajar Alquran kepada seorang guru yang bernama Said Ba Mudhij, di Wadi Amd yang juga dikenal sebagai seorang yang shaleh, selalu berdzikir kepada Allah Swt.

Sedangkan ilmu fiqih dan tawasuf beliau belajar dari ayahnya sendiri Habib Muhsin al-Hamid. Pada usia 26 tahun tepatnya bulan keenam tahun 1921 M, dengan ditemani Assyaikh al-Fadil Assholeh Salim bin Ahmad al-Askariy, Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut ke Indonesia.

Mereka berdua singgah di Jakarta untuk beberapa saat kemudian menuju ke Lumajang di kediaman sepupunya beliau yaitu al-Habib Muhsin bin Abdullah al-Hamid, salah seorang panutan para saadah atau masyarakat Lumajang dan sekitarnya. Beliau menetap di Lumajang untuk beberapa lama, kemudian pindah ke Tanggul dan akhirnya menetap disana hingga akhir hayat. Pada suatu saat beliau melakukan uzlah (mengasingkan diri dari manusia selama lebih dari 3 tahun berada dalam khalwahnya, selama itu pula beliau tidak menemui seorang manusia dan tidak seorangpun menemuinya.

Silsilah beliau sesuai dalam manaqib dipaparkan bahwa silsilah dan nasab Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid sampai pada Rasulullah Saw yaitu dari jalur Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib. Habib Sholeh merupakan urutan ke 39 dari keturunan Nabi Muhammad Saw.

Tepat pada hari Sabtu tanggal 8 Syawwal tahun 1396 H Habib Sholeh bin Muhsin wafat. Setelah berwudhu dan sebelum melaksanakan sholat maghrib. Beliau dikebumikan pada hari Ahad tanggal 9 Syawwal setelah sholat dzuhur dan dibanjiri dengan lautan manusia, mereka saling berdesakan dan berebut untuk membawa keranda jenazah atau untuk sekedar menyentuh jasad beliau.

Begitu banyaknya manusia yang datang dari berbagai penjuru kota dan daerah untuk ikut mensholati jenazah Habib Sholeh, sehingga untuk menampung mereka sholat jenazah dilaksanakan tiga kali secara bergilir. Beliau dimakamkan di samping Kiblat Masjid Riyadus Sholihin, Tanggul, Jember.

Topik Menarik