Umat Katolik Asal Sumba Ini Tampil dengan Kain Adat di Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus

Umat Katolik Asal Sumba Ini Tampil dengan Kain Adat di Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus

Terkini | okezone | Kamis, 5 September 2024 - 16:08
share

UMAT Katolik dari berbagai daerah di Indonesia tengah berkumpul di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) mengikuti misa. Misa akbar tersebut dipimpin oleh Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus.

Beberapa di antaranya adalah Lidia Dungapoety dan Yohana Sam yang datang dari Keuskupan Weetebula, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka pun kompak memakai kain adat asli asal Sumba, untuk menghormati Paus Fransiskus sekaligus menunjukkan identitas mereka sebagai orang Sumba.

Kain yang mereka kenakan di misa akbar kali ini berasal dari Sumba Tengah dan Ende. Bahkan mereka yang berasal dari Tambolaka, Sumba Barat Daya rela berbelanja kain sampai ke Larantuka, Flores.

"Ini kain adat Sumba. Ini identitas kami sebagai orang Sumba. Yang memang kami hadir dengan mempunyai pujian-pujian kreatifitas kami sebagai orang Sumba. Kami menghargai dan menghormati Bapak Paus sehingga kami pun hadir dengan pakaian adat Sumba," kata Lidia kepada MNC Portal Indonesia di SUGBK.

"Ini kain dari Sumba Tengah dan Ende. Kemarin kami pergi ke Larantuka dan belanjanya di sana. Ini Ende punya di Danau Kelimutu," tambah Yohana.

Sebagai umat katolik yang menghadiri misa akbar bersama Paus Fransiskus, Lidia dan Yohana mengharapkan bisa membawa berkat dari Tuhan. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk negara Indonesia.

 

"Kita mengharapkan berkat dan rahmat kasih dari Tuhan yang dalam tangan Bapak Paus Fransiskus. Saya percaya, saya yakin, saya iman, saya aminkan kehadiran Bapak Paus di tanah Republik Indonesia. Beliau hadir untuk memberkati bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia dengan seluruh masyarakat Indonesia," ucap Lidia.

Lidia dan Yohana mengaku tak menemui kesulitan berarti untuk datang ke Jakarta bertemu Paus Fransiskus. Mereka menempuh perjalanan selama 12 jam dari Tambolaka.

"Puji Tuhan, Tuhan tidak sulit. Artinya Tuhan menyiapkan segala sesuatu. Karena Tuhan memang mau percaya untuk kami hadir di tempat ini bersama bapak Paus Fransiskus," tutup Lidia.

Topik Menarik