Deretan Kritik Faisal Basri ke Jokowi

Deretan Kritik Faisal Basri ke Jokowi

Terkini | okezone | Kamis, 5 September 2024 - 11:10
share

JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia pada hari ini dalam usia 65 tahun. Faisal Basri salah satu ekonom yang berani menyampaikan pandangan dan kritik mengenai kebijakan pemerintah.

Kita kehilangan Faisal Basri, Ekonom pendiri Indef sudah dikenal luas, sosok yang idealis dan sangat berintegritas. Faisal sering dipandang sebagai sosok yang idealis, dengan prinsip yang kuat mengenai bagaimana ekonomi dan politik harus dikelola demi kepentingan publik, kata Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Kritikan Faisal Basri mulai dari utang hingga hilirisasi. Berikut ini Okezone rangkum kritikan Faisal Basri dalam 10 tahun terakhir alias dalam masa pemerintahan Jokowi:

1. Kereta Cepat Whoosh

Faisal Basri menyebut proyek Kereta Cepat Whoosh akan balik modal dalam 139 tahun alias 1 abad. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak akan memberikan keuntungan dalam waktu cepat. Berdasarkan perhitungan simulasi dari Ekonom Senior Faisal Basri, proyek kereta cepat Jakarta - Bandung baru akan balik modal 139 tahun lagi.

"Dengan investasi Rp114 triliun, saya simulasikan kalau seat cuma 50, trip cuma 30 kali sehari dan harga tiket diturunkan jadi Rp250.000 maka balik modalnya 139 tahun. Ini tidak memperhitungkan biaya operasi," ujarnya dalam Webinar Dampak Investasi China untuk Indonesia, Selasa (2/11/2021).

2. Utang Pemerintah

Faisal Basri menyoroti utang sejak pertengahan era kepimpinan Jokowi. Bahkan, dia masih membicarakan utang pemerintah dalam sebuah pada 27 Agustus 2024 lalu.

Faisal mengungkapkan pemerintahan Jokowi telah membuat utang Indonesia naik 3,3 kali lipat dari akhir 2014. "3,3 kali lipat itu terdahsyat setelah krisis," katanya.

Faisal pun mempertanyakan upaya Presiden Jokowi untuk membawa Indonesia tumbuh 8 yang tidak berbuah hasil. Padahal, cita-cita ini sudah dimotori dengan utang dan pembangunan jor-joran tetapi hasilnya tetap 5.

"Jadi betul ada yang salah. Utang ini ke mana dan utang Jokowi ini digadang-gadang kalau tidak ada utang tidak ada pembangunan infrastruktur," ujarnya.

3. Hilirisasi

Faisal Basri menilai program hilirisasi memiliki konsep yang sesat. Hal ini sampaikan untuk merespons debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres 2024) pada Minggu (4/2) lalu.

Faisal bahkan menantang Luhut untuk berdebat dengannya demi bisa membuktikan program hilirisasi itu memiliki konsep yang sesat. Dia mengaku akan mengajak mantan Kepala BKPM Thomas Lembong.

Saya bisa debat deh dengan Luhut secara terbuka gitu. Anda organisir saja. Saya sama Tom Lembong deh berdua, lawan Luhut Pandjaitan dengan Seto (Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves)," kata dia.

Topik Menarik