Ternyata Begini Asal Mula Baghdad Dijuluki Negeri Seribu Satu Malam

Ternyata Begini Asal Mula Baghdad Dijuluki Negeri Seribu Satu Malam

Terkini | okezone | Jum'at, 30 Agustus 2024 - 07:29
share

BUTUH 12 abad bagi Baghdad untuk mencapai puncak kejayaannya yang dibanjiri oleh kekayaan budaya dan material. Dengan sungai yang berkelok-kelok dan jalan-jalan raya yang panjang, pasar-pasar yang penuh sesak, dan istana-istana modern yang menakjubkan. Seperti kebanyakan kota besar di dunia, Baghdad memulai kisahnya dengan sebuah sungai.

Melansir Gulf News , dibanding ibu kota Mesopotamia kuno, Babilonia, yang terletak 55 mil di selatan, Baghdad adalah kota yang terbilang baru. Kota ini pertama kali muncul sebagai permukiman di sebelah Sungai Tigris pada masa pra-Islam, setidaknya pada tahun 1800 SM.

Namun, baru pada tahun 762 M kota ini menjadi ibu kota dunia muslim. Seluruh dunia segera mengetahui tentang kota bundar bertembok yang menjadi latar banyak kisah seribu satu malam.

Baghdad kerap dijuluki sebagai negeri saribu satu malam. Julukan itu sejatinya berasal dari salah satu karya sastra terkenal berjudul 'Alf Lailah wa Lailah' (kisah seribu satu malam), yang menceritakan kepemimpinan khalifah Harun Al-Rasyid hingga membawa Baghdad pada puncak kejayaannya.

(Foto: Instagram/@visit.baghdad)

Baghdad diperintah oleh Raja Harun Al Rashid, khalifah atau pemimpin kekaisaran Islam. Ia menjadikan kota itu sebagai pusat budaya, memberikan hadiah kepada para penyair dan seniman untuk karya-karya yang menarik perhatiannya.

Putranya, Mamum, menyisihkan satu hari dalam seminggu untuk membahas masalah keagamaan dan intelektual, serta memerintahkan banyak karya sastra asing diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Baghdad pernah berkuasa sebagai kota terpenting di dunia, ibu kota kekaisaran yang membentang dari Afrika Utara hingga ke pinggiran China. Akhirnya, kekaisaran itu terpecah belah dan pusat dunia muslim bergeser ke Kairo, Mesir.

Penjajah dari Turki merebut Baghdad dan bangsa Mongol menaklukkannya dua kali, membantai ratusan ribu orang kala itu. Penjajah kekaisaran terakhir Baghdad adalah Inggris, yang merebutnya dari Kekaisaran Ottoman pada tahun 1917.

Para pejabat kolonial Inggris mendirikan negara yang disebut Irak dan mengangkat seorang raja yang pro-Inggris, serta mendeklarasikan negara itu sebagai negara merdeka pada tahun 1932.

Sejak era Inggris, para penguasa kota itu bertekad untuk melakukan modernisasi, dan itu berarti penghancuran hampir semua bagian kota dari yang lama.

(Foto: Instagram/@des_fahd)

Di Irak modern, pemerintahan telah muncul dan menghilang dalam revolusi dan kudeta yang telah mencoreng sejarah terkini. Namun, pembangunan kembali ibu kota terus berlanjut tanpa henti. Bagi pengunjung masa kini, tampaknya 99 persen bangunan di kota kuno ini dibangun selama 100 tahun terakhir.

Semua cerita Arab terdahulu telah berubah menjadi kumpulan rumah bata kuning dua lantai dengan atap datar dan taman beetembok. Blok apartemennya layaknya berada di Eropa Tengah atau Timur, atau di beberapa bagian New York. Ada lebih dari lima juta orang tinggal di rumah-rumah ini, lebih banyak lagi di daerah pinggiran provinsi atau distrik Baghdad.

Di antara rumah-rumah tersebut terdapat jalan lebar dan panjang yang dipenuhi pepohonan. Taksi oranye dan putih, dan banyak pula mobil-mobil tua. Mereka berbagi jalan dengan mobil-mobil yang lebih modern milik kaum elite kaya di Baghdad.

Terdapat toko-toko dan kafe di sepanjang pinggir jalan kota. Ayam-ayam yang berkeliaran di luar restoran dan galeri seni yang memamerkan karya-karya modern.

(Foto: Instagram/@des_fahd)

Jika masih ada semangat lama Baghdad yang tersisa, itu dapat ditemukan di gang-gang yang membentuk pasar-pasar kota. Paling ramai pada Jumat pagi, satu pasar menjual burung kenari, anjing petarung, dan ikan 'bidadari' yang berkilauan di akuarium sederhana.

Pasar barang antik berkembang pesat, dan setiap pengunjung segera disuguhi segelas teh manis. Patung-patung perunggu yang menjulang tinggi dan potret Saddam Hussain yang tak terhitung jumlahnya selalu terpajang rapi. Potret-potret itu berdiri di setiap sudut jalan, pandangan dari setiap papan reklame.

Topik Menarik