Sejarah Masjid Menara Kudus, Warisan Cagar Budaya Islam Indonesia di Jawa Tengah
JAKARTA, iNews.id - Sejarah Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah menarik untuk diulas. Saat Anda sedang berlibur ke daerah Kudus, tidak lengkap jika belum mengunjungi Masjid Menara Kudus yang terkenal dan menjadi warisan cagar budaya Indonesia.
Masjid Menara Kudus adalah salah satu masjid tertua di Pulau Jawa, memiliki bentuk arsitektur dari hasil akulturasi dengan kebudayaan Hindu-Jawa dan Islam. Masjid ini terletak di Jalan Menara, Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan sekitar 1,5 km dari pusat Kota Kudus.
Jika berkunjung ke sana, Anda akan menemukan bangunan cagar budaya berupa masjid, menara masjid, gapura bentar, gapura paduraksa dan makam Sunan Kudus. Lantas, bagaimana sejarah dari Masjid tersebut? berikut ini penjelasan selengkapnya.
Sejarah Masjid Menara Kudus
Masjid ini dibangun oleh Jafar Shodiq atau dikenal sebagai Sunan Kudus pada tahun 956 Hijriah atau 1549 Masehi. Masjid ini diperkirakan sudah ada 500 tahun. Pada awalnya Masjid ini bernama Masjid Al-Aqsa yang menyimpan cerita menarik dalam proses pembangunannya.
Konon, Sunan Kudus membangun menara masjid ini dengan cara hanya menggosok-gosokkan batu bata hingga lengket. Selain itu Masjid menara Kudus ini juga memiliki keunikannya sendiri yaitu bentuk menara masjid yang mirip dengan candi dengan ketinggian sekitar 17 meter.
Terdapat sebuah batu yang berasal dari Baitul Maqdis atau Al-Quds di Yerusalem, Palestina yang mana menjadi prasasti sejarah dari pembangunan masjid tersebut. Sehingga Sunan Kudus terinspirasi untuk memberikan nama Kudus yang memiliki arti suci.
Keunikan Bangunan Masjid
Jika berkunjung ke Masjid Menara Kudus, Anda akan disuguhkan dengan bangunan masjid yang unik seperti pintu gapura berbentuk menyerupai gapura candi-candi yang ada di Bali atau disebut dengan kori agung.
Menariknya, selain berada di depan, gapura tersebut juga terdapat di dalam ruang utama masjid untuk beribadah. Gapura tersebut merupakan sisa gerbang dari masa awal masjid yang disebut sebagai gapura Paduraksa dan Gerbang ini dahulunya dikenal dengan nama Lawang Kembar atau Pintu Kembar.
5 Pevoli Supercantik Indonesia yang Jadi Pikat Perhatian Kaum Adam, Nomor 1 Istri Pemain Liga 1
Menurut Kemendikbud, Gapura Paduraksa memiliki fungsi sebagai pintu masuk halaman serambi dan halaman utama masjid. Akan tetapi, keberadaannya sekarang sudah tidak berfungsi dan ditutup. Hal ini dilakukan karena adanya perluasan masjid menara kudus pada tahun 1933, sehingga bagian asli dari masjid sudah ada yang hilang dan berubah.
Masjid Menara Kudus ini memiliki lima pintu di bagian kanan dan lima pintu bagian kiri. Semua jendela terdapat empat buah, pintu besar yang terdiri dari lima buah dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati terdapat delapan buah. Pada bagian dalam ada kolam masjid disebut dengan padasan yang merupakan sebuah peninggalan kuno dan dijadikan sebagai tempat berwudhu.
Padasan tersebut terbuat dari susunan bata merah tanpa di plester. Lalu dibagian bawah ornamen terdapat pola anyam simpul (Arabesque) dengan bahan batu putih. Ornamen tersebut mengisi panil-panil pada bagian dinding padasan dengan jumlah 18 buah.
Tempat Berziarah di Masjid Menara Kudus
Selain menjadi masjid sebagai tempat ibadah, Masjid Menara Kudus juga sering dijadikan tempat untuk berziarah ke makam Sunan Kudus. Area belakang masjid merupakan kompleks makam dari Sunan Kudus dan para keluarganya. Pintu belakang masuk pemakaman terletak di sebelah kanan Masjid Menara Kudus.
Jika datang untuk melakukan ziarah makam Sunan Kudus dapat dilakukan setiap harinya mulai pukul 05.00 hingga 22.00 WIB.
Kini Masjid tersebut telah menjadi salah satu Cagar Budaya Islam kategori situs tingkat Nasional oleh Kemendikbud. Demikian informasi mengenai sejarah Masjid Menara kudus yang ada di Jawa Tengah.