Mundur dari Utusan Khusus Presiden, Ini Kronologi Lengkap Gus Miftah di Tengah Kontroversi Publik

Mundur dari Utusan Khusus Presiden, Ini Kronologi Lengkap Gus Miftah di Tengah Kontroversi Publik

Terkini | temanggung.inews.id | Sabtu, 7 Desember 2024 - 00:20
share

TEMANGGUNG, iNewsTemanggung.id - Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah,  tokoh agama sekaligus pendakwah populer, baru saja menjadi sorotan tajam setelah aksinya di sebuah acara pengajian di Magelang viral. Dalam video yang beredar, Gus Miftah terlihat berbicara kepada seorang pedagang es teh yang berada di tengah kerumunan jamaah.

"Es tehmu masih banyak nggak? Ya sana jual, gob**ok," ujar Gus Miftah dalam video tersebut. Ucapannya, yang menurutnya dimaksudkan sebagai candaan, langsung menuai kritik keras dari publik. Banyak yang menilai pernyataan itu tidak pantas diucapkan oleh seorang tokoh agama, terlebih di hadapan masyarakat luas

Kontroversi ini pun menyeret Gus Miftah ke dalam tekanan besar, terutama karena posisinya saat itu sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Beragama, sebuah jabatan strategis yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat toleransi dan moderasi beragama.

Merespons kritik yang meluas, Gus Miftah akhirnya mengambil keputusan mengejutkan. Pada Jumat, 6 Desember 2024, ia secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Dalam pernyataan resminya, Gus Miftah terlihat menahan tangis saat memberikan klarifikasi.

"Saya dengan tulus meminta maaf kepada semua pihak yang merasa tersinggung atas kata-kata saya. Sebagai manusia, saya tidak luput dari kesalahan. Pengunduran diri ini adalah bentuk tanggung jawab moral saya kepada masyarakat dan kepada Presiden," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa keputusannya didasari atas refleksi mendalam setelah melakukan salat istikharah. "Saya percaya, ini adalah jalan terbaik. Saya tidak ingin polemik ini mengganggu tugas negara," tegasnya.

 

Reaksi Publik 

Langkah Gus Miftah mendapat respons beragam. Sebagian masyarakat mengapresiasi keberaniannya mengakui kesalahan dan mundur, melihatnya sebagai tindakan ksatria. Namun, tidak sedikit pula yang tetap mengkritiknya.

Meski begitu, Gus Miftah menekankan bahwa pengunduran dirinya bukanlah akhir dari kiprahnya dalam memperjuangkan nilai-nilai moderasi dan toleransi. "Saya akan terus berkontribusi dalam dakwah dan membangun kerukunan umat, meskipun tanpa embel-embel jabatan," tutupnya.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi publik figur, khususnya mereka yang memegang jabatan strategis, untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan bertindak.

Pengunduran diri Gus Miftah juga menjadi refleksi tentang bagaimana seorang tokoh dapat bertanggung jawab atas perbuatannya di tengah sorotan publik.

Dengan pernyataan resminya dan langkah yang diambil, Gus Miftah berusaha menata kembali citra dan dedikasinya untuk masyarakat. Meskipun kontroversi ini belum sepenuhnya mereda, langkah tersebut membuka peluang untuk introspeksi bagi semua pihak.

Topik Menarik