Spesifikasi Pesawat Jeju Air Flight 2216 Berbiaya Murah yang Jatuh di Korsel
Pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air mengalami kecelakaan tragis di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada 29 Desember 2024. Kecelakaan penerbangan Jeju Air Flight 2216 yang diduga akibat bird strike telah menewaskan 179 orang, sementara hanya 2 orang selamat.
Nama Jeju Air pun menjadi ‘naik daun’ pasca musibah tersebut. Tapi tahukan Anda tentang Jeju Air, inilah maskapai berbiaya murah (low cost carrier) asal Korea Selatan, yang juga melayani penerbagan reguler ke Indonesia (Batam dan Bali).
Jeju Air adalah maskapai yang berbasis di Pulau Jeju, Korea Selatan. Sebagai LCC, maskapai ini dikenal karena menawarkan tiket dengan harga terjangkau dan layanan dasar, sejalan dengan model bisnis maskapai berbiaya rendah.
Jeju Air didirikan pada tahun 2005, sebagai hasil kolaborasi antara Aekyung Group, sebuah konglomerat Korea Selatan, dan Pemerintah Provinsi Jeju. Tujuan utama berdirinya Jeju Air adalah untuk meningkatkan konektivitas Pulau Jeju dengan bagian lain Korea Selatan serta mendukung sektor pariwisata.
Jeju Air mempunya hub utama di Bandar Udara Internasional Jeju (CJU), Bandar Udara Internasional Gimpo (GMP) di Seoul dan Bandar Udara Internasional Incheon (ICN).
Pada tahun 2009, Jeju Air mulai mengoperasikan penerbangan internasional, dengan rute perdana ke Bangkok, Thailand. Jeju Air kemudian memperluas layanan ke destinasi di Asia Timur (Jepang, Tiongkok, Taiwan) dan Asia Tenggara (Vietnam, Filipina, dan Indonesia).
Untuk armada, Jeju Air fokus pada Boeing 737-800, pesawat yang ideal untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah, memungkinkan operasi yang efisien dan hemat biaya.
Hingga Januari 2024, Jeju Air mengoperasikan 42 pesawat, terdiri dari Boeing 737-800 dan Boeing 737-8. Menurut sumber lain, Jeju Air memiliki 43 pesawat yang melayani 44 destinasi dengan 62 rute penerbangan, dan jumlah penerbangan sebanyak 271,5 penerbangan per hari.