Mengenai Istilah Bird Strike dalam Dunia Penerbangan, Apa itu?
Mendengar istilah ‘Bird Strike’, sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi. Terlebih bagi mereka yang bekerja atau punya pengalaman di dunia penerbangan.
Belakangan, istilah ‘Bird Strike’ ramai diperbincangkan usai insiden kecelakaan pesawat Jeju Air. Rekaman video yang tersebar menunjukkan bahwa pesawat tersebut sempat keluar dari landasan pacu sebelum akhirnya bertabrakan dengan pembatas dan terbakar di Bandara Internasional Muan.
Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti dari kecelakaan itu. Namun, menurut beberapa sumber di sana, insiden tersebut mungkin terjadi karena serangan burung (Bird Strike) dan cuaca buruk.
Bird Strike dalam Dunia Penerbangan
Secara umum, istilah ‘Bird strike’ dalam dunia penerbangan mengacu pada salah satu masalah yang berpotensi didapat sebuah pesawat saat beroperasi. Sesuai namanya, istilah tersebut digunakan untuk mengenali peristiwa tabrakan antara burung dan pesawat yang sedang terbang, lepas landas, atau mendarat.Namun, pada perkembangannya istilah ‘Bird Strike ini kemudian diperluas cakupannya. Tak hanya burung, tetapi sekarang mencakup juga insiden tabrakan pesawat dengan satwa liar lainnya di jalur penerbangan.
Peristiwa seperti ‘Bird Strike’ sebenarnya cukup umum terjadi. Kendati begitu, meski terdengar sederhana, kejadian ini juga dapat menjadi ancaman signifikan terhadap keselamatan pesawat yang sedang beroperasi.
Pesawat bermesin jet adalah contoh yang rentan terhadap kejadian tersebut. Dalam hal ini, pesawat bisa kehilangan daya dorong apabila burung yang tertabrak masuk ke saluran udara mesin.
Mengutip laman The Conversation, International Civil Aviation Organization (ICAO) mencatat bahwa sebagian besar insiden tabrakan burung terjadi di dekat bandara. Kondisinya bisa terjadi saat pesawat lepas landas, melakukan pendaratan hingga terbang di ketinggian rendah di tempat sebagian besar aktivitas burung berada.
Sementara itu, dampak dari tabrakan burung bergantung pada banyak faktor. Hal ini termasuk jenis pesawat karena akan cukup memengaruhi kondisi mesin yang berpotensi mati.
Lebih jauh, sebagian besar tabrakan dengan burung terjadi di pagi hari atau saat matahari terbenam, tepatnya saat para burung ini aktif. Maka dari itu, pilot dilatih untuk waspada selama waktu-waktu ini di penerbangan.
Melihat ke belakang, tabrakan pertama pesawat dengan burung dicatat oleh Orville Wright pada tahun 1905 di ladang jagung di Ohio. Seiring waktu, hal tersebut menjadi umum terjadi dengan berbagai faktor berbeda.
Sebagai contoh, di antaranya insiden ‘Bird Strike terkenal terjadi pada 2009, ketika penerbangan US Airways 1549 bertemu dengan sekawanan angsa Kanada yang sedang bermigrasi tak lama setelah lepas landas dari Bandara LaGuardia di New York. Kedua mesin pesawat rusak dan kapten Sully Sullenberger terpaksa mengemudikannya dan mendarat tanpa mesin di Sungai Hudson.
Terbaru, insiden kecelakaan pesawat Jeju Air juga dihubungkan dengan ‘Bird Strike’. Meski pihak berwenang belum mengonfirmasi kepastiannya, sebagian sumber di sana menyebut seorang penumpang dalam pesawat sempat mengirim pesan kepada kerabatnya bahwa mengatakan bahwa ada seekor burung "tersangkut di sayap" dan pesawat tidak dapat mendarat.
Demikian ulasan mengenai ‘Bird Strike’, istilah dalam dunia penerbangan yang menjadi perhatian para pilot pesawat.