Lebih Dahulu Dinosaurus atau Nabi Adam? Ini Jawaban Ilmiahnya
Lebih dahulu Dinosaurus atau Nabi Adam ajaran Islam menegaskan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT di Bumi. Namun Teori Charles Darwin menyatakan, jika manusia pertama berasal dari kera kemudian berevolusi menjadi manusia.
Dalam teorinya, Charles Darwin mengatakan, "Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan." Lalu, diperluas teorinya hingga sampai kepada asal usul manusia, dan pada saat hidupnya manusia kera saat itu bersamaan dengan hewan raksasa uang dikenal sebagai Dinosaurus.
Lantas muncul pertanyaan, lebih dulu mana Nabi Adam, Manusia Purba, ataukah Dinosaurus, yang lebih awal ada di bumi ini.
Dinosaurus adalah kelompok hewan purbakala dari klan Dinosaurus. Ilmuwan mengklaim makhluk ini diyakini sebagai raptor yang hidup ratusan juta tahun yang lalu.
Profesor Steven Jasinski yang merupakan kurator Paleontologi dan geologi di state Museum of Pennsylvania, berhasil menemukan 20 fosil tulang raptor baru.
Tulang raptor itu, ditemukan di bebatuan purba daerah San Juan Bachsin New Mexico, Amerika Serikat.
Penelitian mengenai salah satu dinosaurus raptor terakhir yang berhasil hidup di Bumi, telah dipublikasikan di jurnal scientific reports.
Dalam teori revolusi, binatang diketahui lebih dulu ada sebelum manusia purba.
Sementara kitab suci Al-Quran, juga menggambarkan bahwa binatang lebih dulu ada sebelum Nabi Adam AS.
Namun penelitian baru mengklaim bahwa karya seni tersebut terinspirasi oleh dicynodont, spesies punah yang hidup jauh sebelum manusia.
Lukisan ini dibuat oleh suku San di Afrika Selatan antara tahun 1821 dan 1835. Disebut sebagai "panel Ular Bertanduk", ilustrasi tersebut menunjukkan hewan berbadan panjang dengan gading yang mengarah ke bawah yang tidak cocok dengan hewan apa pun yang hidup di wilayah tersebut saat ini.
Sekilas mungkin tampak seperti walrus, tetapi mamalia laut ini hidup di dekat Kutub Utara di sisi lain dunia.
Studi terbaru oleh Julien Benoit mengungkapkan bahwa figur bergading dalam lukisan suku San kemungkinan terinspirasi oleh fosil dicynodont, herbivora besar yang punah sekitar 200 juta tahun yang lalu.
Perbedaan Isfahan dan Khurasan, 2 Daerah di Iran yang Disebut Jadi tempat Munculnya Dajjal
Penemuan ini menunjukkan bahwa masyarakat San telah mengenal dan berinteraksi dengan fosil prasejarah, yang memperkaya imajinasi mereka dan menginspirasi karya seni mereka.
Benoit menekankan bahwa orang San memiliki mitos tentang makhluk besar yang pernah menghuni wilayah mereka, dan catatan sejarah menunjukkan bahwa mereka berbicara tentang nenek moyang yang berkaitan dengan "makhluk-makhluk buas" yang lebih besar dari gajah atau kuda nil. Ini menunjukkan pemahaman mereka yang mendalam tentang hewan yang punah dan waktu yang berbeda sebelum mereka.
"Tentu saja saat ini masih bersifat spekulatif, tetapi hewan bertaring pada panel Ular Bertanduk kemungkinan besar dilukis sebagai hewan pembawa hujan, yang berarti hewan ini mungkin terlibat [dalam] upacara mendatangkan hujan," kata Benoit kepada IFLScience.
Lebih lanjut, Benoit mencatat bahwa hewan bertaring dalam panel Ular Bertanduk mungkin melambangkan "hewan hujan," terlibat dalam upacara spiritual untuk mendatangkan hujan. Ini menegaskan hubungan antara budaya, spiritualitas, dan pemahaman mereka tentang dunia prasejarah.
Meskipun panel tersebut berasal dari tahun 1835, dicynodont baru dijelaskan secara ilmiah pada 1840-an, menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat San tentang fosil jauh mendahului penemuan ilmiah.
Benoit juga mengacu pada penelitian Adrienne Mayor yang menunjukkan bahwa banyak budaya, termasuk orang San dan penduduk asli Amerika, telah memahami dan menafsirkan fosil jauh sebelum ilmuwan Barat melakukannya.